TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat lebih dari 70 ribu warga Ibu Kota telah mudik sejak masa tanggap darurat Covid-19 hingga 31 Maret kemarin.
Pemerintah Provinsi DKI mengumumkan masa tanggap darurat penanggulangan virus corona mulai 16 Maret lalu.
"Kami sudah memberikan imbauan agar warga menunda pulang kampung untuk mencegah penularan Covid-19," kata Syafrin saat dihubungi, Kamis, 2 April 2020.
Selain itu, yang juga dicermati pemerintah adalah banyaknya warga luar daerah yang datang ke ibu kota di tengah mewabahnya virus corona ini. Sejak 16-31 Maret kemarin jumlah warga luar daerah yang datang ke DKI, mencapai hampir 90 ribu orang.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo saat ditemui usai peresmian uji coba jalur sepeda fase III di Terowongan Kendal Jakarta Pusat, Sabtu 2 November 2019. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ
Sejak pekan kemarin, kata dia, pemerintah telah gencar untuk mencegah warga pulang kampung di tengah pandemi virus yang bermula di Wuhan, Cina ini. Bahkan, Pemerintah Provinsi DKI mengusulkan menghentikan armada angkutan antar kota antar provinsi untuk mencegah penularan virus corona ke wilayah lain.
Saat ini, Jakarta menjadi episenter penularan Covid-19 di Indonesia. "Kami terus mengimbau agar warga menunda pulang kampung sampai pandemi ini mereda," ujarnya.
Selama belum adanya kebijakan untuk menghentikan angkutan umum ke luar daerah ini, Pemprov DKI bakal memperketat protokol kesehatan bagi warga yang keluar dan masuk melalui terminal. "Sejauh ini kami sudah melakukan pemeriksaan protokol yang telah ditetapkan," ujarnya.
Syafrin mengimbau bagi warga yang tetap berkeinginan menggunakan angkutan umum diminta tetap mengenakan masker untuk mencegah penularan virus ini. "Yang sakit juga tunda perjalanan," ujarnya.
Selain itu, DKI saat ini sedang menunggu arahan pemerintah pusat untuk membatasi angkutan umum yang ada di Ibu Kota. Menurut dia, pembatasan angkutan umum diperlukan untuk mencegah penularan virus corona ke wilayah lain. "Masih menunggu anjuran pemerintah pusat."