TEMPO.CO, Jakarta -Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DKI menyatakan warga disabilitas yang kurang mampu belum mendapatkan bantuan oleh Pemeritantah DKI yang dibagikan sejak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar disingkat PSBB Jakarta.
"Penyandang disabilitas Jakarta yang terdampak darurat COVID-19 tidak kebagian bantuan sosial atau bansos pemerintah yang dibagikan dalam bentuk sembako pada tahap awal ini,"ujar ketua Pertuni DKI, Eka Kurniawan dalam keterangan tertulisnya, Kamis 16 April 2020.
Baca Juga:
Padahal kata Eka, pihaknya telah menyerahkan data warga disabilitas yang terdampak akibat wabah COVID-19 ke Dinas Sosial DKI sebelum PSBB Jakarta diberlakukan.
Namun puluhan ribu paket yang dibagikan Pemprov DKI setiap hari belum menyentuk warga disabilitas.
Eka menyebutkan sejumlah warga disabilitas telah mencoba mendatangi RT/RW seperti arahan yang Pertuni terima, tetapi saat sesampai di sana warga disabilitas tidak mendapatkan bantuan berupa sembako karena sudah kehabisan.
"Untuk mendapatkan nasi kotak tersebut, para penyandang disabilitas diminta mendaftar ke RT masing-masing. Astaga, sudah habis? Tidak kebagian? Kalau Jakarta, ibu kota negara saja begini, bagaimana dengan daerah? Atau, mungkin daerah jauh lebih baik daripada Jakarta," ujar Eka.
Eka menambahkan, sejak awa Pertuni sudah mengingatkan pemerintah untuk tidak menggunakan prosedur atau cara yang biasa dalam menangani kondisi darurat ini. Pemerintah kata dia harus melihat fakta di lapangan agar tidak berkutat dengan data.
Menurut Eka pemerintah tidak memperhatikan dan tidak mempedulikan masyarakat penyandang disabilitas yang terdampak secara ekonomi yang mulai tidak berpengahsilan, tidak dapat membayar kontrakan rumah, dan tentu tidak dapat membeli kebutuhan hidup mereka.
"Kepada siapa mereka akan meminta bantuan? Pihak swasta juga telah berperan membantu, namun, tentu itu tidak akan sebesar anggaran negara yang jumlahnya triliunan rupiah. Negara tidak hadir untuk penyandang disabilitas di tengah darurat COVID-19 ini," ujarnya.