TEMPO.CO, Jakarta -Polisi tembak mati seorang residivis berinisial AR, 42 tahun pada Sabtu malam, 18 April 2020 di Jalan R. E. Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kepala Kepolisian Resor Jakarta Utara Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto mengatakan polisi tembak mati AR lantaran melawan saat hendak ditangkap.
“Tersangka melakukan perlawanan dengan senjata tajam sehingga mengakibatkan anggota terluka di tangan ketika menangkis,” kata Budhi dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 19 April 2020. Adapun polisi yag terluka di bagian lengan kirinya adalah Bripda Kurniawan.
Budhi menjelaskan, AR bersama rekannya, JN, 33 tahun, menodong dan melukai seorang wanita berinisial ER di dalam angkot arah Kota-Tanjung Priok pada Ahad, 12 April 2020 lalu. Budhi mengatakan kejadian itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.
Keduanya menodongkan pisau ke leher korban dan memintanya mengeluarkan dompet dan telefon genggam. Korban melawan dan mengalami luka di telapak tangan. Setelah mendapatkan tas korban, keduanya lantas kabur.
Korban yang tidak terima mengejar kedua pelaku sambil berteriak. Tim Tiger Polres Jakarta Utara yang sedang berada di lokasi, dibantu oleh warga, berhasil menangkap JN, sementara AR melarikan diri. JN diketahui merupakan eks narapidana yang mendapat asimilasi dari Lembaga Pemasyarakatan Salemba.
“TSK JN yang sudah diamankan berusaha melawan petugas dan akhirnya dilakukan tindakan tegas terukur untuk melumpuhkan ke arah kaki. Sudah mendapatkan perawatan dan saat ini ditahan di Polrestro Jakut,” tutur Budhi.
Polisi lantas melakukan pengembangan, dan pada Sabtu malam kemarin mendapat informasi bahwa AR masih berada di daerah Tanjung Priok. Polisi menangkap AR sesaat setelah ia turun dari angkot. Melawan saat ditangkap, AN ditembak polisi dan tewas di tempat.
Budhi mengatakan, jenazah residivis lantas dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan visum. Sementara itu, polisi menjerat JN, yang hingga saat ini masih ditahan, dengan pasal 365 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang pencurian dengan kekerasan.