TEMPO.CO, Jakarta -Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta menyatakan telah menjaring 76 penyandang masalah kesejahteraan sosial atau dikenal gelandangan di Ibu Kota.
Kepala Satpol PP DKI Arifin mengatakan para tunawisma alias gelandangan yang biasa pengemis dan gelandangan tersebut terjaring dari dua wilayah pada Sabtu kemarin atau hari kedua Ramadan.
Mereka terjaring di Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebanyak 55 orang dan 21 orang lainnya dari kawasan Jakarta Selatan. "Mereka kami jaring karena mengganggu ketertiban. Apalagi disaat DKI menerapkan kebijakan PSBB Jakarta (pembatasan sosial berskala besar)," kata Arifin saat dihubungi, Ahad, 26 April 2020.
Para pengemis dan gelandangan yang terjaring saat ini ditampung di GOR Tanah Abang. Mereka bakal mendapatkan pembinaan dari Dinas Sosial DKI. Dari hasil pendataan, kata dia, tidak ada satu pun pengemis dan gelandangan yang terjaring adalah korban pemutusan hubungan kerja imbas pandemi virus corona.
"Mereka yang terjaring memang sudah lama mengemis dan menggelandang. Bukan batu satu dua bulan ini," ujarnya.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menemukan sejumlah pekerja terdampak wabah Corona atau COVID-19 kini menggelandang di sejumlah titik di Jakarta.
Wakil Direktur Direktorat Sosial dan Kebencanaan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Norman Lianto mengatakan mereka yang terpukul wabah Corona berada di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat; Jatinegara, Jakarta Timur; dan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Kami tidak mendata secara detil berapa jumlah pekerja yang terpaksa menggelandang. Namun secara umum kami mendapati kenaikan tunawisma di beberapa lokasi di Jakarta," kata Norman saat dihubungi, Jumat malam, 24 April 2020.
PSI mendapati para gelandangan ini tidur di emperan toko dari Blok A Pasar Tanah Abang ke arah selatan. Sementara di Jatinegara beberapa warga terdampak berada di dekat Kampung Melayu. Selanjutnya, tunawisma juga menetap persis di bawah jembatan Kuningan.
IMAM HAMDI | LANI DIANA