TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video yang memperlihatkan aksi penyerangan terhadap kantor pengiriman barang J&T di kawasan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat pada Jumat, 24 April 2020 viral di media sosial. Penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda bersenjata tajam itu sempat diduga sebagai aksi pembegalan.
Namun, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tambora Ajun Komisaris Suparmin menjelaskan kejadian itu bukan begal ataupun tawuran. Ia mengatakan penyerangan ke dalam kantor J&T terjadi karena saling ejek.
"Itu yang di dalam korban, yang bawa sajam (senjata tajam) pelaku. Mereka saling ejek makanya disamperin tuh si korban," ujar Suparmin saat dihubungi, Ahad, 26 April 2020.
Dalam video yang tersebar, nampak sekelompok pemuda menggunakan sepeda motor menyatroni kantor J&T pada pukul 02.00. Terdapat 2 orang pemuda dengan membawa celurit dan golok yang meringsek masuk dan mengancam para pegawai yang tengah bekerja. Para pelaku kabur setelah mengetahui aksinya terekam kamera CCTV.
Setelah kejadian itu, Suparmin menjelaskan kedua pelaku kembali datang ke kantor jasa pengiriman J&T untuk memberikan klarifikasi ihwal tindakannya pada Jumat pagi. Mereka mengatakan datang ke sana karena tengah mengejar seorang pria yang sempat terlibat saling ejek dan menantang berkelahi.
"Pelaku datang lagi ke kantor tersebut klarifikasi kalau dia bukan mau begal tapi emang lagi nyari tuh korban yang sembunyi di sana," kata Suparmin.
Namun, Suparmin mengatakan pihaknya tetap akan mengusut kasus ini. Ia mengatakan sudah memeriksa beberapa saksi dan tengah mencari keberadaan pelaku.
Suparmin mengatakan kedua orang pemuda itu dapat dikenakan UU Darurat karena membawa senjata tajam tidak pada tempatnya.