TEMPO.CO, Jakarta - Polres Jakarta Utara mendatangi tempat pembuatan paket makanan yang viral karena diberi nama nasi anjing setelah menyebabkan kehebohan di Warakas, Tanjung Priok.
Dari hasil pemeriksaan, polisi memastikan Nasi Anjing dibuat dengan bahan yang halal, tak seperti dugaan masyarakat yang mengatakan nasi bungkus tersebut berbahan daging anjing.
"Bahan yang digunakan adalah cumi, sosis sapi, teri, dan lain-lain," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Senin, 27 April 2020.
Melihat fakta tersebut, Yusri mengatakan pihaknya menganggap kasus ini karena murni salah paham saja. Pihaknya pun segera menggelar mediasi antara pemberi bantuan Nasi Anjing dengan perwakilan masyarakat Warakas.
Pihak pemberi bantuan, ARK Qahal, juga diminta membuat video klarifikasi terkait istilah Nasi Anjing tersebut. "Kami juga meminta pihak pemberi makanan untuk mengganti istilah Nasi Anjing dengan istilah lain yang tidak menimbulkan persepsi lain," kata Yusri.
Sebelumnya, warga sekitar Masjid Babah Alun Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara merasa dilecehkan setelah mendapat bantuan sebungkus makanan cepat saji dari ARK Qahal. Warga merasa tersinggung karena terdapat cap kepala anjing di bungkus nasi bantuan tersebut.
Selain cap kepala anjing, juga terdapat tulisan 'Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing, #jakartatahanbanting'.
"Warga yang menerima makanan tersebut merasa dilecehkan dengan pemberian bungkusan nasi dengan tulisan Nasi Anjing, dengan asumsi bahwa isi dari bungkusan makanan adalah daging anjing. Serta kenapa warga umat muslim diberikan makanan anjing," ujar Yusri.
Agar masalah ini tidak semakin besar, polisi kemudian segera melakukan penyelidikan dan memeriksa kelompok ARK Qahal. Kepada polisi, mereka mengaku sengaja menamai nasi bungkus tersebut dengan nama Nasi Anjing. Namun, pihak pemberi tak ada niat untuk melecehkan pihak yang menerima bantuan tersebut.
ARK Qahal mengatakan nama Nasi Anjing dipilih karena porsi nasi yang lebih besar dibanding Nasi Kucing. Selain itu, mereka menganggap anjing merupakan hewan yang setia sehingga tak ada unsur pelecehan pada pemilihan diksi hewan berkaki empat itu untuk makanan.