TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta akan membebaskan biaya sewa bagi tenant atau penyewa UMKM di stasiun MRT selama tiga bulan karena dampak wabah corona COVID-19. Sejumlah gerai pedagang di stasiun MRT sepi pembeli setelah jumlah penumpang melorot dari 100 ribu per hari menjadi sekitar 4.000 penumpang.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan kebijakan itu adalah jaring pengaman sosial sektor ekonomi dengan memberikan berbagai kelonggaran untuk keberlanjutan UMKM.
"Ada dua tenant, yang middle class dan tenant UMKM. Yang UMKM kami kasih relaksasi tidak bayar sewa selama tiga bulan," kata William di Jakarta, Rabu lalu.
William memahami dampak ekonomi COVID-19 akan begitu berat dirasakan penyewa UMKM. Oleh karena itu relaksasi diberikan sepenuhnya bagi kelompok kecil itu. Di sisi lain, perusahaan masih terus melakukan komunikasi dengan tenant besar seperti minimarket hingga gerai kopi dan belum memutuskan pemberian relaksasi.
"Sampai hari ini kita masih tata komunikasi, dan masih melihat sama-sama. Mereka mitra strategis. Memang belum ada kebijakan khusus tapi pada waktunya kami pertimbangkan atau melihat kemungkinan relaksasi," katanya.
MRT Jakarta hingga saat ini telah menutup tujuh stasiun yakni Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, Stasiun ASEAN, Stasiun Senayan, Stasiun Istora Mandiri, Stasiun Bendungan Hilir dan Stasiun Setiabudi Astra untuk mendukung kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
MRT Jakarta juga mengubah kebijakan layanan guna mencegah penyebaran COVID-19 dengan waktu operasional 06.00-18.00, pembatasan 60 orang per kereta atau 360 orang per rangkaian, headway 20-30 menit selama jam operasional dan tidak melayani pembelian tiket single trip di loket.
Ada pun pencegahan penyebaran COVID-19 juga dilakukan dengan pengecekan suhu badan penumpang di seluruh pintu masuk stasiun, peningkatan pembersihan berkala di stasiun dan kereta, menempatkan cairan pembersih tangan serta kewajiban penggunaan masker saat berada di lingkungan stasiun dan kereta MRT Jakarta.
Kampanye sosial juga digaungkan oleh PT MRT Jakarta, yaitu dengan social campaign #JAKARTAPASTIBISA. Gerakan sosial ini muncul dalam jaringan atau on lini dan juga off line berupa CSR.