TEMPO.CO, Jakarta - Persediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta menipis di tengah pandemi Corona. Stok darah makin berkurang begitu memasuki bulan puasa atau Ramadan.
"Setiap bulan puasa kami memang selalu kekurangan stok darah. Karena masyarakat takut donor karena takut batal, kemudian ditambah lagi adanya COVID-19," kata Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta, Salimar Salim, Jumat, 1 Mei 2020. Menurut dia, stok darah berkurang sampai 60 persen.
Salimar menyatakan kebutuhan kantong darah per hari di seluruh rumah sakit Jakarta mencapai 700 kantong. Namun jumlah tersebut sulit untuk tercapai di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau physical distancing. Saat ini jumlah mobil unit donor darah yang melakukan mobilisasi di masyarakat berkurang.
"Biasanya dengan sistem jemput bola itu pakai mobil unit. Bisa lebih banyak dapat. Bisa memenuhi kebutuhan 700-800 kantong," kata dia.
Biasanya, sebanyak 14 unit mobil berkeliling ke penjuru Jakarta. "Sekarang cuma sesuai permintaan saja. Misalnya, hari ini tiga tempat, ya cuma tiga mobil unit yang jalan," ujar Salimar.
Ia mengatakan jumlah relawan donor darah yang datang ke Kantor PMI DKI Jakarta pun berkurang selama masa Ramadan dan pandemi Corona. Salimar mencontohkan di kantor PMI Kramat hanya bisa mendapatkan 150-200 kantong darah. "Kalau di Kramat biasanya 300 kantong," kata Salimar.
PMI Jakarta mencoba menyiasati kekurangan stok darah dengan bekerja sama dengan TNI dan Polri ataupun himpunan pengusaha yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan donor darah. "Misalnya, hari ini di Jakarta Barat kami kerja sama dengan perhimpunan pengusaha yang mengerahkan karyawannya yang masuk untuk donor," tutur Salimar.