TEMPO.CO, Jakarta - Tangkapan nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, sejak satu bulan terakhir menurun akibat cuaca buruk yang melanda Perairan Samudera Hindia. Dalam sebulan terakhir gelombang tinggi dan angin kencang melanda wilayah pesisir selatan.
"Kami hanya berani melaut sekitar lima mil dari pantai sehingga pendapatan berkurang," kata Iming (45 tahun) seorang nelayan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak, Sabtu, 2 Mei 2020.
Iming mengatakan biasanya saat melaut bersama 12 nelayan lainnya hasil tangkapan ikan yang didapat bisa mencapai 10 ton selama delapan hari. Namun saat ini tangkapan mereka hanya tiga ton karena nelayan tidak berani melaut melebihi 10 mil dari pantai. "Kami sekarang melaut hanya bisa bertahan hidup saja dengan dua anak, karena pendapatan menurun itu," kata Iming.
Begitu juga nelayan lainnya, Nurdin (50), mengatakan saat ini tangkapan ikan menurun sekitar 70 persen akibat dampak dari cuaca buruk di Perairan Samudera Hindia. Gelombang cukup tinggi disertai hujan dan tiupan angin membuat ikan-ikan migrasi ke daerah lain.
Selain itu, dampak pandemi Corona ikut mempengaruhi pendapatan ekonomi. "Kami berharap pemerintah segera menyalurkan jaring pengaman sosial (JPS) akibat dampak virus Corona itu," kata Nurdin.
Kepala PPI Binuangeun, Agus Taman, menyatakan saat ini kebanyakan nelayan memilih tidak melaut karena tangkapan menurun drastis. Cuaca buruk yang melanda pesisir selatan Lebak, menurut dia, sudah berlangsung satu bulan lebih sehingga berdampak terhadap pendapatan. "Kami minta nelayan tetap waspada guna mencegah kecelakaan laut akibat cuaca buruk," ujarnya.