TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi penanaman modal di DKI Jakarta untuk Triwulan I tahun ini, periode Januari-Maret, mencapai Rp 20,1 triliun. Angka ini kurang dari 20 persen dari target realisasi investasi 2020 sebesar Rp 110 triliun.
"Triwulan pertama ini memang cukup berat karena adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada pelemahan perekonomian dunia," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI, Benni Aguscandra, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 8 Mei 2020.
Benni menuturkan, investasi itu terdiri dari realisasi penanaman modal asing atau PMA dengan total 3.994 proyek senilai Rp 13,1 triliun. Berikutnya realisasi penanaman modal dalam negeri atau PMDN yang berasal dari 2.963 proyek senilai Rp 7 triliun.
Sektor usaha telekomunikasi menjadi penopang realisasi PMA DKI untuk Triwulan I 2020. Pemerintah DKI belum memiliki data sektor usaha yang mendominasi realisasi PMDN. Menurut dia, ada beberapa proyek besar yang belum menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal.
Investasi terbesar tercatat di Jakarta Selatan, yaitu Rp 10,7 triliun atau 53,2 persen. Kemudian disusul Jakarta Pusat (Rp 4,7 triliun atau 23,6 persen); Jakarta Timur (Rp 2,6 triliun atau 12,7 persen); Jakarta Barat (Rp 1,6 triliun atau 7,8 persen); serta Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu (Rp 500 miliar atau 2,6 persen).
"Jumlah proyek investasi di DKI merupakan yang terbanyak secara nasional. Hal ini membuktikan bahwa investasi masih menggeliat di tengah pandemi," ucap dia.
Untuk investor PMA berasal dari Singapura (US$ 0,60 miliar atau 65,2 persen); Cina (US$ 0,12 miliar atau 13,6 persen); Jepang (US$ 0,10 miliar atau 11,3 persen); dan Hong Kong (US$ 0,01 miliar atau 1,6 persen).