TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Misbah Hasan, mengingatkan pemerintah DKI memprioritaskan anggaran menangani Covid-19 ketimbang belanja yang tak perlu, di APBD DKI.
Misbah menyoroti masih ada pengeluaran selama Januari-Mei 2020 yang tidak efektif dalam APBD DKI.
"Misalnya, belanja barang atau jasanya masih tinggi Rp 4,55 triliun sedang belanja modalnya Rp 268 miliar. Belanja-belanja ini yang seharusnya direalokasi dan refocussing," kata Misbah saat dihubungi, Jumat, 8 Mei 2020.
Salah satu belanja ini untuk mendanai uang komitmen atau commitment fee sebagai tuan rumah penyelenggaraan Formula E. Misbah menganggap, seharusnya DKI menarik dan merealokasi anggaran Formula E.
Sebab, tutur dia, ajang balap mobil listrik internasional itu tak lagi relevan dihelat di Ibu Kota mengingat ada kebijakan jaga jarak fisik (physical distancing). Warga juga diimbau menghindari kerumunan.
"Jadi menurut saya ditarik aja dananya dan dialokasikan untuk BLT (bantuan langsung tunai) warga DKI," ujar dia.
Maka itu, dia melanjutkan, DKI perlu memprioritaskan anggaran apalagi pendapatan daerah baru Rp 10,26 triliun hingga 8 Mei. Menurut Misbah, pemasukan ini hanya 10,02 persen dari target pendapatan DKI yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.
Sebelumnya, pemerintah DKI memprediksikan pendapatan bakal merosot 53,65 persen dari target Rp 87,95 triliun menjadi Rp 47,18 triliun. Penurunan ini akibat wabah corona yang melanda Indonesia, khususnya Jakarta.
Sementara itu, pasien Covid-19 terus ada setiap harinya meski angkanya fluktuatif. Data nasional per 8 Mei 2020 menunjukkan 13.112 pasien positif, 2.494 sembuh, dan 943 meninggal. Paling banyak pasien berasal dari Jakarta.