TEMPO.CO, Bogor -Seringnya pembagian bantuan sosial atau bansos yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan pihak istana Bogor, mengundang banyak warga luar masuk ke Kota Bogor.
Mereka menyamar menjadi gelandangan atau pemulung di beberapa jalan di protokol di Kota Hujan.
Bahkan dari sekian banyaknya orang yang membawa karung di trotoar jalan-jalan, ada yang mengaku berasal dari Sukabumi, Depok dan Karawang, bahkan Jakarta.
"Saya datang mencari barang bekas, sekalian juga menunggu bansos Presiden. Infonya Presiden sering bagi-bagi di sini (Kota Bogor)," ucap Samhuri kepada Tempo di bilangan jalan A. Yani, Kota Bogor, Sabtu 9 Mei 2020.
Saat ditanya mengenai pemberlakuan Pembatasan Sosial Bersekala Besar alias PSBB Bogor, Samhuri menyebut mengetahuinya. Justru dengan adanya PSBB ini, dia berkilah dan menjadikan alesan kenapa dia mencari rongsok dan berharap bantuan.
Bahkan Samhuri menyebut bukan hanya bantuan Presiden Jokowi saja yang diharapkan, tapi bantuan yang diberikan oleh pengendara yang melintas pun sering dia terima.
"Bantuan sembako saya kumpulkan untuk dibawa ke rumah sebagai bekal. Untuk sehari-hari di sini banyak yang bagi makanan, terutama di sore hari menjelang buka puasa," tutur Samhuri.
Informasi yang dihimpun Tempo, sejak Covid-19 di Kota Bogor, mendadak ramai oleh Masyarakat Berkarung (Masrung) dan tanpa identitas jelas. Pada siang hingga sore di beberapa lokasi terlihat puluhan masyarakat dengan berbagai macam usia, mulai dari bapak-bapak, Ibu-ibu, orang lanjut usia hingga anak-anak tiba-tiba datang membawa karung dan duduk bergerombol disepanjang Jalan.
Kehadiran mereka membuat pemandangan Kota Bogor jadi kumuh, bak tak terurus.
Kepala satuan Pol-PP Kota Bogor, Agustarsyah, membenarkan menjamurnya Masrung tersebut. Agus menyebut dari beberapa yang kita pernah amankan , mereka bukan orang Kota Bogor.
Agus mengatakan mereka rata-rata berasal dari daerah Jawa Tengah dan datang ke Kota Bogor sebelum PSBB ditetapkan berharap mengejar Ramadhan. "Dan ini fenomena di Jabodetabek dengan kedatangan pemulung musiman ini," kata Agus.
Agus mengatakan secara parsial pihaknya sudah menertibkan kaum masrung dan saat ini sedang dimatangkan konsep untuk menertibkan dan melokalisir mereka dalam satu lokasi.
Agus juga menyatakan kehadiran mereka memang berharap dikasihani, sebab mencari barang bekas bukan domain utama mereka. "Mudah-mudahan secepatnya kita akan laksanakan penindakan kepada mereka secara menyeluruh," ucap Agus.
Menyikapi hal tersebut Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengimbau kepada masyarakat, sekaligus menyindir Presiden Jokowi untuk tidak terus menerus membagikan bansos di jalan-jalan utama atau area Sistem Satu Arah atau SSA Kota Bogor.
Sebab, menurut Dedie, selain tidak tepat sasaran juga tidak memberikan dampak keadilan bagi masyarakat yang betul-betul membutuhkan. "Mereka itu orang luar, harusnya masyarakat juga faham kalau mau berbagi bansos kemana alurnya yang benar," demikian Dedie.
M.A MURTADHO