TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduga jumlah kasus positif Covid-19 lebih banyak ketimbang data yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan. Anies mengacu pada lonjakan angka pemakaman pada bulan April dan Mei.
Anies menyampaikan dugaan ini dalam wawancara dengan The Sidney Herald yang diunggah di akun YouTube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Kami berpikir angkanya jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan,” kata Anies kepada pewawancaranya, James Massola, dalam video yang Tempo akses pada Senin, 11 Mei 2020.
Anies mengatakan pada dua pekan di bulan Maret, angka pemakaman mencapai sekitar 4.300, sementara selama bulan april sebanyak 4.590 pemakaman. Menurut Anies, rata-rata pemakaman sebelum adanya pandemi sekitar 3 ribu setiap bulannya. Lonjakan sekitar 1.500 pemakaman itu, kata Anies, yang membuat Pemprov DKI Jakarta kaget.
Lonjakan tersebut, kata Anies, besar kemungkinan diakibatkan oleh Covid-19. “Jika rata-rata tingkat kematian Covid-19 sekitar 5-10 persen, jadi di luar sana mungkin sekitar 15-30 ribu infeksi Covid-19,” ucap Anies. Sementara itu, Anies mengatakan kalau data yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan merupakan kasus Covid-19 yang didapatkan dari hasil tes.
Hingga Senin pagi, 11 Mei 2020, situs resmi corona.jakarta.go.id mencatat ada 5.195 kasus positif Covid-19 yang ditemukan di Ibu Kota. Dari jumlah itu, sebanyak 2.258 pasien masih dirawat, 836 telah sembuh, 453 meninggal dunia, dan 1.648 pasien mengisolasi diri secara mandiri.
Di luar angka itu, ada 1.774 kasus yang masih menunggu hasil tes Covid-19. Secara nasional, ada 14.265 kasus positif Covid-19 yang ditemukan. Sebanyak 2.881 orang di antaranya telah sembuh, 991 meninggal dunia, dan sisanya masih dirawat.