TEMPO.CO, Jakarta -Nasib malang harus dihadapi Anita dan sang suami, karena tak mendapat bantuan sosial atau bansos dari pemerintah. Lalu uang insentif dari program kartu prakerja Presiden Joko Widodo juga tak kunjung cair.
Anita bercerita, suaminya yang bekerja sebagai supir ojek online turut terdampak pandemi Covid-19. Sang suami lantas mengikuti program prakerja. Dia telah selesai mengikuti pelatihan. Namun, hingga kini suaminya tidak memperoleh sertifikat dan insentif
"Insentif tunggu sertifikatnya turun dan uangnya dari pemerintah. Jadi (pihak) skill academy buat turunin sertifikat itu menunggu dari pemerintah juga," kata Anita saat konferensi pers virtual, Kamis, 14 Mei 2020.
Menurut dia, beberapa peserta prakerja lain yang satu pelatihan dengan suaminya sudah menerima insentif dari pemerintah. Dia tak mengerti alasan pemerintah tidak segera mentransfer uang insentif itu hingga hari ini.
Padahal, dia memerlukan dana untuk membayar sewa kontrakan. Penghasilannya dari berjualan rujak sehari-hari juga merosot. Belum lagi pemerintah DKI ataupun pusat tak menyalurkan bansos untuk keluarganya.
Anita mengaku hanya memperoleh lima liter beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog) pekan lalu. Bantuan itupun Anita anggap merata diberikan ke semua warga di tempat tinggalnya.
"Ojol suami saya sepi, jualan saya juga sepi. Saya jualan di rumah rujak jadi saya udah beli bahan-bahannya semua busuk dan kebuang, enggak ada pemasukan sama sekali," cerita dia.
Penyaluran bansos tahap pertama di DKI diberikan untuk 3,7 juta jiwa atau 1,2 juta keluarga. Gubernur DKI Anies Baswedan menyatakan,1,6 persen di antaranya salah sasaran.
Pemerintah DKI telah memperbaiki data sekaligus menerima tambahan penerima bansos. Alhasil, total penerima bansos tahap dua yang terdaftar mencapai 2,15 juta keluarga.