TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI M. Saleh, merespon keluhan minimnya fasilitas warga yang menjalani karantina di Wisma Atlet, Kamayoran, Jakarta Pusat. Keluhan itu disampaikan, Kunaifi, seorang repatriasi atau warga negara yang terkena pemulangan kembali ke tanah airnya.
Saleh menuturkan bahwa Kunaifi beserta keluarganya masuk dalam rombongan gelombang pertama ke Tower 9 Wisma Atlet Pademangan, yang kondisinya baru awal dibuka. “Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet," kata Saleh melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 20 Mei 2020.
Kunaifi adalah seorang kandidat doktor yang terpaksa pulang ke Indonesia di tengah pandemi bersama istri dan dua anak karena visa dan beasiswanya yang hampir habis di Universitas Twente, Belanda. Kunaifi menulis di media sosial terkait dengan tempatnya menjalani karantina.
Menurut Kunaifi, kondisi saat masuk ke Gedung C2 Wisma Atlet Kemayoran pada Sabtu, 16 Mei lalu, tidak terlihat adanya social distancing. Bahkan, dia mengeluhkan adanya antrean untuk mengambil makan karena porsi makan sedikit, antrean di lift, dan kurangnya kejelasan mengenai penerapan aturan atau protokol kesehatan.
Mendengar keluhan itu, Saleh mengatakan bahwa saat kondisi awal Tower 9 Wisma Atlet baru dibuka, memang kesiapannya belum maksimal. Menurut dia, gedung dan fasilitasnya memang belum siap 100 persen. Petugas dari TNI, dari Kantor Kesehatan Pelabuhan maupun dari instansi terkait pun masih sangat terbatas.
Menurut dia, Tower 9 baru disiapkan dua hari sebelumnya, yaitu pada 14 Mei lalu, atas hasil keputusan Presiden dalam rapat terbatas Repatriasi WNI. “Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang”, tambahnya.
Ia menuturkan Tower 9 Wisma Atlet ini memang menjadi salah satu tempat yang disiapkan pemerintah untuk menampung para WNI repatriasi yang baru kembali dari luar negeri baik dari Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI) maupun mahasiswa yang terus berdatangan dari bandara Soekarno Hatta.
Belum sampai seminggu dioperasionalkan, saat ini setidaknya terdapat sebanyak 2.158 warga yang sudah masuk dan sedang menjalani karantina di Tower 9 Wisma Atlet. Namun seiring berjalannya waktu, kata dia, pemerintah telah berusaha memperbaiki kondisinya, baik sistem maupun manajemen.
“Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik”, ujarnya.
Brigjen TNI M. Saleh juga meminta kerja sama dari para WNI repatriasi yang baru masuk ke dalam Tower 9 Wisma Atlet agar dengan penuh kesadaran mematuhi aturan protokol kesehatan walaupun tanpa diperintah.
"Saya menghimbau walaupun tanpa ada tulisan atau pengawasan petugas, siapapun sadar untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menjaga kebersihan," ucapnya.
IMAM HAMDI