TEMPO.CO, Jakarta - Hasil rapid test Covid-19 terhadap pengunjung Pasar Rangkasbitung dan penumpang Commuterline di Stasiun Rangkasbitung menunjukkan 2 orang reaktif. Rapid test itu dilakukan Dinas Kesehatan Lebak terhadap 300 orang.
"Kedua orang itu diambil sampel cairan dari tenggorokan dan hidung untuk dilakukan pemeriksaan swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) melalui Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Jakarta," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Rabu 20 Mei 2020.
Berdasarkan data pada laman siagacovid19 lebakkab.go-id, Rabu 20 Mei, jumlah kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Lebak tercatat 539 orang terdiri dari 36 orang dalam status pemantauan dan 503 orang dalam status aman.
Untuk jumlah warga dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat 24 orang, terdiri dari 14 orang berstatus pengawasan, 6 orang berstatus aman dan 4 meninggal juga 41 Orang Tanpa Gejala (OTG), sedangkan positif Covid-19 nihil.
Kabupaten Lebak melakukan tes cepat terhadap 300 orang penumpang Commuterline Stasiun Rangkasbitung dan pedagang Pasar Rangkasbitung. Pelaksanaan rapid test atau tes cepat berjalan lancar dengan melibatkan petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak.
Pemeriksaan dilakukan di dua lokasi tersebut, karena potensi penularan penyebaran Covid-19 yang tinggi. Banyak orang berkerumun dan ramai di dua tempat itu.
Menurut dia, rapid test ini bertujuan untuk pencegahan penyebaran Covid-19, juga mendeteksi awal sehingga dapat ditindaklanjuti dengan metode uji swab.
Selain melakukan rapid test, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak juga meminta masyarakat dapat menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin jaga jarak, menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, berada di rumah dan penyemprotan disinfektan. "Kami minta masyarakat dapat menjalankan protokol kesehatan sehingga dapat memutus mata rantai penularan COVID-19," katanya.