TEMPO.CO, Depok – Direktur RSUD Kota Depok Devi Maryori menceritakan asal muasal puluhan tenaga kesehatan diketahui positif Covid-19. Kasus Covid-19 itu terungkap saat pihaknya melakukan uji swab internal.
“Awalnya sekitar dua minggu lalu, sebanyak 12 nakes (tenaga kesehatan) kita dinyatakan positif, kemudian kita lakukan isolasi dan swab bagi nakes lain yang kontak,” kata Devi, Jumat 22 Mei 2020.
Hasil uji swab yang keluar pada Kamis siang 21 Mei 2020 menunjukkan ada 15 lainnya tenaga kesehatan yang positif. “Jadi untuk mengantisipasi penularan ke pasien kita lapor ke wali kota dan gugus tugas berizin untuk menutup sementara poliklinik 14 hari,” kata Devi.
Devi mengatakan, sejak ditetapkan RSUD Kota Depok sebagai rumah sakit khusus Covid-19 pada tanggal 4 Mei lalu, pelayanan bagi penyakit biasa hanya dilayani di poliklinik atau rawat jalan, namun kini semua pelayanan bagi penyakit biasa ditutup.
“Kita nggak mau pasien non Covid-19 yang berobat ke poli tertular,” kata Devi.
Baca Juga:
Kebijakan ini juga diambil oleh Devi, karena hampir seluruh tenaga kesehatan yang positif Covid-19 bertugas pada poliklinik. “Kebanyakan dari poli. Malahan yang nanganin Covid-19 nggak ada. Ini ada yang di laboratorium, rontgen, poli dan kamar operasi,” kata Devi.
Saat ini seluruh tenaga kesehatan yang positif Covid-19 tengah diisolasi di RSUD Kota Depok, “Ada beberapa ruangan yang sudah kami siapkan. Semua nakes yang positif saya minta dirawat di RSUD. Arahan gugus gugas juga seperti itu supaya mengantisipasi penularan ke keluarganya,” kata Devi.
Setelah 27 tenaga kesehatan di RSUD Kota Depok dinyatakan positif Covid-19, pelayanan poliklinik di RSUD ditutup selama 14 hari sejak tanggal 22 Mei hingga 8 Juni 2020.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA