TEMPO.CO, Jakarta - Pengrajin ketupat di kawasan Pasar Palmerah, Jakarta Barat kebanjiran pesanan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
Meningkatnya pesanan ketupat, menurut para pengrajin, dipengaruhi juga oleh larangan mudik yang diberlakukan pemerintah pusat.
"Sudah jual sekitar 10.000 ketupat, dari pukul 02.00 WIB saja sudah habis. Saya sampai kewalahan melayaninya," ujar salah satu pedagang ketupat, Indro (28) di kawasan itu, Jumat, 22 Mei 2020.
Indro mengaku telah berjualan ketupat sejak H-3 lebaran.
Tingginya permintaan membuat Indro terpaksa menaikkan harga ketupat hingga 80 persen dari harga normal, dari Rp15.000 per sepuluh ketupat, menjadi Rp25.000.
Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuatnya kesulitan menyetok bahan baku pembuatan ketupat, yang didatangkan dari beberapa daerah, salah satunya dari Banten.
Kesulitan distribusi daun kelapa untuk ketupat itu membuat permintaan masyarakat, tidak sebanding dengan persediaannya.
"Kalau permintaan ramai biasanya kami siapin banyak. Namun kalau sekarang kan stok bahanbakunya sedikit, ya jadi gini harganya juga ikut naik," ujar dia.