Habiskan ratusan juta untuk membunuh
Aulia Kesuma mengeluarkan ratusan juta untuk memuluskan misi menghabisi Pupung Sadili dan anak tirinya M. Adi Pradana. Dalam sidang perdana pada Senin, 10 Februari 2020, jaksa penuntut umum menjelaskan kronologi pembunuhan berencana. Dari kronologi itu, terdapat sejumlah peristiwa di mana Aulia Kesuma mengeluarkan dan menjanjikan uang untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.
Aulia menjanjikan pembunuh bayaran uang sebesar Rp 500 juta. Namun, usai pembunuhan, Aulia baru membayar dua pembunuh itu sebesar Rp 10 juta, sementara sisanya menyusul. Selain itu, Aulia juga mengeluarkan uang lebih dari Rp 100 juta untuk biaya membeli peluru serta beberapa kali menjalani ritual dukun sebelum akhirnya memutuskan menyewa pembunuh bayaran.
Dicekoki jus bercampur obat tidur
Aulia Kesuma dibantu oleh para tersangka lainnya membunuh Pupung dan Pradana dengan cara dibekap setelah sebelumnya diberi obat tidur. Aulia mulai beraksi dengan cara mencampur jus yang sudah dibelinya dengan obat tidur valdres. Sebanyak 30 butir valdres digerus hingga menjadi serbuk dan dimasukkan dalam dua gelas jus tomat dan satu botol whisky untuk diminum oleh Edi dan Pradana.
Aulia kemudian memberikan jus tersebut kepada Edi di kamar mereka. Aulia juga meminum jus tomat, namun yang tidak tercampur oleh obat. Ia pun sempat berhubungan intim dengan Pupung. Tak langsung tidur, Pupung sempat keluar kamar untuk menonton televisi dan memberi makan ikan. Setelah akhirnya tertidur, baru lah nyawa Pupung dihabisi oleh Aulia bersama eksekutor lainnya.
Cara yang sama dipakai untuk membunuh Pradana. Jus yang biasa ia minum telah dicampur dengan valdres. Salah seorang eksekutor lantas mengajak Pradana menegak minuman keras. Saat pria itu telah tak sadarkan diri, Aulia dan eksekutor lainnya diduga membekap Pradana hingga tewas.
Sempat mengubah skenario
Setelah Pupung dan Pradana tewas, jenazah keduanya digotong ke garasi dan diletakkan di sebelah mobil Calya berpelat B 2983 SZL oleh para eksekutor. Mereka kemudian berencana membakar rumah tersebut sehingga seolah-olah korban meninggal karena terbakar. Namun upaya tersebut tak dilakukan.
Pada Ahad, 25 Agustus 2019, Aulia dan Kelvin membawa mayat ayah dan anak keluar Jakarta. Keduanya pergi ke kawasan Sukabumi, tepatnya Kampung Cipanengah Bondol, RT02 RW05, Pondok Kaso Tengah, Cidahu, Jawa Barat. Di lokasi yang merupakan pinggir jurang itu, Aulia menyuruh Kelvin untuk membakar mobil berisi mayat Edi dan Pradana beserta delapan botol pertalite. Rencananya, mobil itu hendak didorong ke jurang supaya terlihat seperti kecelakaan.
Namun, mobil yang rencana mendorong mobil ke jurang itu tak mereka lakukan lantaran Kelvin terkena api dan mengalami luka bakar. Aulia dan para eksekutor pembunuhan pun langsung pergi, sementara mobil berisi jenazah Pupung dan Pradana akhirnya ditemukan warga.
ADAM PRIREZA | M YUSUF MANURUNG | M JULNIS FIRMANSYAH | TEMPO.CO