TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Pusat Data Informasi dan Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohammad Insaf mengatakan hanya ada satu RW yang masih terendam banjir rob di Jakarta Utara hingga siang ini pukul 12.00.
"Ada di Kelurahan Penjaringan, 1 RW dengan ketinggian air 30 sampai dengan 50 sentimeter akibat banjir rob," kata dia kepada Tempo, Jumat, 5 Juni 2020.
Menurut Insaf, tidak ada laporan korban jiwa maupun pengungsi yang diterima BPBD DKI Jakarta akibat bencana banjir rob ini.
Sebelumnya, banjir rob tersebut terjadi di beberapa titik di Jakarta Utara sejak tadi malam. "Totalnya ada 9 RW di Jakarta Utara," kata Insaf.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi gelombang tinggi dan limpasan air laut ke daratan atau banjir rob terutama di Perairan Utara Jawa. Penyebabnya, karena pasang air laut yang cukup tinggi akibat fase bulan purnama atau disebut juga full moon atau spring tide.
"Pada awal Juni ini potensi rob diperkirakan akan kembali terjadi khususnya untuk perairan utara Jawa," kata Pelaksana tugas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal melalui laman resmi media sosial BMKG yang dipantau di Jakarta, Jumat 5 Juni 2020.
Selain dari faktor astronomis terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi akibat angin timuran. Khusus di Laut Jawa, angin kencang dengan kecepatan25 knot atau 46 kilometer per jam bisa menciptakan gelombang 2,5 hingga empat meter.
"Hal tersebut ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut yang terjadi di perairan utara Jawa," ujar Herizal.
Secara klimatologis tinggi muka air laut pada Mei dan Juni di perairan Indonesia umumnya berada di atas tinggi muka laut rata-rata atau disebut juga dengan mean sea level (MSL). Potensi gelombang tinggi di Laut Jawa dan banjir rob di pesisir utara Jawa diperkirakan akan berlangsung hingga 6 Juni 2020 dan memiliki kecenderungan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin.
M YUSUF MANURUNG | ANTARA