TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia Syahrizal Syarif mengatakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mempercepat langkah pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 di rukun warga yang masuk zona merah di masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi.
Pemprov DKI mencatat ada 66 RW yang masuk zona merah penyebaran Covid-19 di Ibu Kota. "Selain implementasi PSBB transisi, penting dilakukan penanggulangan di wilayah RW zona merah dengan PSBL (pembatasan sosial berskala lokal)," kata Syahrizal melalui pesan singkatnya, Jumat, 5 Juni 2020.
Mulai hari ini, Pemprov DKI memulai masa transisi fase pertama. Fase awal transisi ini bakal dilaksanakan selama satu bulan dan akan diperpanjang atau dihentikan jika penularan virus tak terkendali.
Menurut Syahrizal, keputusan DKI yang didasarkan pertimbangan tim ahli mesti bertanggung jawab terhadap kebenaran informasi situasi penularan di masyarakat. "Semoga pertimbangan ini benar."
Namun, berdasarkan catatan Syahrizal, angka penularan virus di DKI, masih tinggi. Bahkan, cenderung meningkat pada akhir Mei kemarin. "Jika berdasarkan angka rata-rata kasus harian per pekan, angka rata-rata pekan ini meningkat dibanding pekan lalu."
Syahrizal memperlihatkan data bahwa pada 11 Mei lalu angka penularan virus sempat di bawah 100 dan meningkat di atas 100 pada 18 Mei 2020. Begitu juga pada pekan terakhir Mei lalu. Pada 25 Mei kasus baru Covid-19 di DKI ada di bawah 100 dan meningkat di atas 100 pada 31 Mei.
"Coba saja dilihat sampai tanggal 7 Juni nanti, angkanya menurun atau meningkat," katanya.
Untuk dapat menekan penularan wabah ini, pemerintah harus bertindak cepat agar RW yang masuk zona hijau tak menjadi merah. Gubernur DKI Anies Baswedan, kata dia bisa meniru kebijakan yang dilakukan di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali.
Di daerah itu, pejabatnya mengkarantina sekitar 2.600 orang warganya selama 14 hari. Pemerintah mendirikan dapur umum untuk warga yang dikarantina dan melakukan rapid test kepada seluruh warganya. "Status harian mereka juga diperhatikan. Ada baiknya DKI meniru Banjar ini."