TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi ojek online menyatakan belum mendapat banyak penumpang (orderan) pada hari pertama dibukanya perkantoran di masa PSBB transisi. "Kalau untuk orderan penumpang masih sepi. Ini dari tadi di stasiun belum dapat penumpang," ujar pengemudi ojek online, Agus, saat ditemui di Stasiun Juanda Jakarta Pusat, Senin, 8 Juni 2020.
Agus mengatakan beberapa ojek online sudah ada yang membawa penumpang seperti biasa namun belum terlalu banyak. Pada Senin siang hingga sore hari tak tampak satu pun ojek online (ojol) yang membawa penumpang dari atau ke Stasiun Juanda.
Menurut dia, pengemudi ojek online yang bisa mangkal di Stasiun Juanda juga tak terlihat ramai seperti biasanya. Mereka silih bergantian pergi mengambil orderan pesan makanan atau barang. "Hari ini masih ramai makanan sama paket," ujar Agus.
Agus menuturkan saat ini sebagian driver masih belum berani membawa penumpang dan lebih memilih mengantarkan orderan makanan. Namun sebagian lainnya, kata dia, sudah ada yang berani untuk membawa penumpang.
Agus sebagai pengemudi Ojol yang bermitra dengan Gojek mengaku sudah siap untuk mengantarkan penumpang. Dia sudah menyiapkan masker, tisu hingga hand sanitizer untuk dirinya dan penumpang. Selain itu, Agus juga tengah menunggu pembagian sekat pembatas yang disiapkan oleh Gojek.
"Sudah siap, kita sudah siapkan masker, hand sanitizer, tisu juga ada. Tinggal menunggu sekat pembatas dari kantor," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan driver Ojol Grab bernama Puji. Hingga Senin sore, dia belum menerima orderan penumpang. "Belum ada. Ini kereta juga kereta kosong gak bawa penumpang," ujarnya di Stasiun Juanda.
Sama dengan Agus, Puji juga telah menyiapkan masker dan hand sanitizer bila harus membawa penumpang. Begitu juga dengan sekat, Puji masih menunggu giliran pembagian dari perusahaan.
"Sebagian sudah ada yang dapat pembatas. Kita belum dapat panggilan karena pembagiannya dibagi-bagi (bergiliran)," ujarnya. Baik Agus maupun Puji mengimbau kepada para penumpang untuk membawa helm sendiri agar lebih aman dari bahaya penularan Covid-19.
TAUFIQ SIDDIQ