TEMPO.CO, Jakarta - PT PAM Jaya menyebutkan selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB konsumsi
air pipa di DKI Jakarta turun dari 20.200 liter sebelum PSBB menjadi 19.500-19.800 liter per hari.
"Seperti masa normal biasanya kita 20.200 liter, kemarin (PSBB) kita bisa 19.500-19.800 liter," kata Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo dalam diskusi yang berjudul "Syawal Virtual" yang dihelat Koordinator Wartawan Balai Kota-DPRD di Jakarta, Rabu, 10 Juni 2020.
Bambang menjelaskan, berkurangnya pendistribusian air bersih di masa PSBB karena sejumlah perusahaan dan pelaku industri tidak beroperasi. Sedangkan ada kenaikan konsumsi air bersih di sektor rumah tangga. Hal itu lantaran pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tetap di rumah.
"Untuk hotel dan apartemen komposisinya itu berkurang 5,75 persen dari sebelum adanya wabah ini dan itu berpindah ke rumah tangga sederhana dan rumah tangga menengah secara signifikan," ujar dia.
Menurut Bambang Hernowo, ada kecenderungan perpindahan konsumsi air bersih dari sektor komersil ke rumah tangga karena adanya arahan pemerintah untuk tetap di rumah dan bekerja di rumah.
Bambang Hernowo menuturkan, saat PSBB transisi PAM Jaya akan menambah distribusi air bersih karena banyak perusahaan atau fasilitas publik yang membutuhkan tempat cuci tangan. Perkantoran di Jakarta sudah mulai buka kembali di masa transisi.
PAM JAYA juga membuat wastafel portable di lebih dari 100 lokasi di Jakarta untuk kebutuhan masyarakat mencuci tangan. Hal itu untuk menjalankan protokol kesehatan dalam pencegahan penularan COVID-19.
Bambang Hernowo menegaskan air bersih saat ini sangat dibutuhkan untuk penanganan Covid-19.
"Akses air bersih kita menjadi syarat melawan penyebaran wabah. Karena ketika vaksin
belum ada, perilaku hidup bersih dan sehat itulah kemudian yang jadi kuncinya," kata dia.