TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit Jakarta menyediakan ruang isolasi untuk penumpang MRT yang diduga terpapar Covid-19. Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan pemerintah telah menetapkan agar terdapat ruang isolasi di setiap fasilitas publik.
"Kalau tidak tempatkan isolasi, kami melanggar SPM (standar pelayanan minimal) nantinya," kata William saat konferensi pers virtual, Kamis, 11 Juni 2020. Menurut dia, ruang isolasi sudah tersedia di 13 stasiun MRT.
Petugas bakal membawa penumpang MRT yang lolos pemeriksaan kesehatan, tapi tiba-tiba menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19. Penumpang MRT yang terjatuh di dalam stasiun juga akan dibawa ke ruang isolasi.
MRT Jakarta memanfaatkan beberapa ruangan seperti musala untuk staf hingga kantor stasiun sebagai tempat isolasi. "Kalau (suhu) Anda tidak di bawah 37,3 derajat celcius sudah pasti ditolak. Cuma tidak menutup kemungkinan orang minum panadol sebelum masuk," ucap William.
Ia berujar penumpang yang ditempatkan di ruang isolasi akan segera dievakuasi dengan penetapan khusus. BUMD itu, dia melanjutkan, juga menyediakan tenaga medis dan petugas khusus untuk membawa penumpang MRT ke ruang isolasi yang dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD).
"Jadi kami siapkan perangkat khususnya. Kami alokasikan anggaran khusus untuk menyiapkan ruang isolasi ini di setiap stasiun," tutur William.
Pasien Covid-19 di Jakarta merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Hingga kini jumlahnya terus bertambah meski Ibu Kota telah memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB transisi).
Per Kamis ini pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 8.552 orang atau naik 129 dari 10 Juni 2020. Dari jumlah itu, 3.664 orang sembuh dan 555 jiwa meninggal.
LANI DIANA