TEMPO.CO, Bekasi -Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi menganggap pembukaan tempat hiburan malam di wilayahnya di tengah pandemi Corona merupakan kebijakan yang terburu-buru, meskipun sejauh ini baru tahap adapasi kebiasaan baru.
"Seharusnya jangan dibuka dulu, karena itu sangat berbahaya sekali," kata Anggota Komisi 1 DPRD Kota Bekasi Nicodemus Godjang pada Jumat, 12 Juni 2020.
Semestinya, tempat hiburan malam, spa, hingga pusat kebugaran adalah sektor paling akhir diizinkan beroperasi lagi. Bahkan, ia menyarakankan pemerintah kembali menutup tempayt-tempat itu karena memiliki resiko tinggi penularan virus corona.
Lembaganya menyadari pandemi Corona berdampak pada keuangan daerah. Sebab, pendapatan asli daerah anjlok akibat pajak dari wajib pajak tidak maksimal lantaran banyak yang tutup. Tapi, dengan kembalinya beroperasi sektor lain seperti mal, restoran, hingga hotel sudah mampu mendongkrak pendapatan.
"Di situ PAD-nya (pendapatan asli daerah) tinggi, kemudian parkiran juga ada pajaknya," kata dia.
Ia mengapresiasi upaya pemerintah yang menganggap telah mampu menekan penyebaran virus corona. Data terakhir, tingkat reproduksi virus corona yaitu 0,91. Adapun data terkini jumlah kasus menyisakan 15 pasien positif.
"Betul penularan menurun, tapi masih riskan penyebaran penyakit ini," katanya.
Sebelum DPRD Kota Bekasi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegur Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi ihwal dibukanya kembali sektor tempat hiburam malam. Rahmat menbenarkan itu, ia justru berterima kasih karena diingatkan.
"Pak Gubernur menyampaikan tolong ditinjau kembali, dipertimbangkan kembali," kata Rahmat.
Menurut dia, kondisi Kota Bekasi sekarang tengah adaptasi menuju kebiasaan baru, dimana selama tiga bulan mengalami keterpurukan ekonomi. "Paling tahu, yang melihat kondisinya kan wali kota, bupati di suatu daerah. Alhamdulillah Pak Gubernur mengingatkan jangan sampai terjadi kasus kambuhan," kata Rahmat Effendi.
Pemerintah kata dia, telah melakukan antisipasi sebelum para pengusaha menjalani adaptasi kebiasaan baru. Ia menyebut pegawai mal hingga tempat hiburan telah menjalani tes massal secara acak. Jumlahnya sekitar 3000 lebih.
"Ingat! RKUD (rekeing khas umum daerah) Kota Bekasi itu sudah mau kering ya, jangan sampai, kita nanti tidak mampu membayar hak hak pegawai. Nah, semua sektor yang ada kita gerakkan, supaya kita tidak terkapar fiskal (keuangan)," kata dia.
Ia meyakini bahwa rasio penularannya sangat rendah. Hal ini kata dia, dapat dibuktikan dengan mendengar ahli. Data Mei lalu, rasio reproduksi virus yaitu 0,91 masih di bawah angka 1. Jika dihitung lagi dengan kondisi sekarang, maka bisa lebih kecil lagi. Karena itu, dengan berbagai simulasi, aktivitas perekonomian tetap berjalan.
ADI WARSONO