Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anggota DPRD DKI Tulis Surat Terbuka untuk Mas Menteri Nadiem

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani, menulis surat terbuka untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Surat terbuka tersebut ditulis lantaran Zita melihat Nadiem belum memberikan solusi yang jelas untuk proses belajar jarak jauh

"Kita belum ada panduan yang jelas. Kasihan anak-anak. Apalagi dari keluarga yang tidak mampu, BLT dari pemerintah habis buat hidup, bagaimana mau beli paket internet. Anak-anak bisa depresi dan trauma," kata Zita melalui keterangan tertulisnya, Senin, 15 Juni 2020.

Zita berharap Nadiem membaca suratnya di tengah kesibukannya sebagai menteri yang mempersiapkan sistem pendidikan di tengah wabah ini. Zita juga siap untuk berdialog dengan Nadiem untuk mencari solusi sistem pendidikan yang tepat saat ini.

Zita berharap Mendikbud menyempatkan diri membaca surat terbukanya dan membuka dialog seluas-luasnya dengan pelaku pendidikan.

"Di DKI, kami sudah coba dorong apa yang kami bisa, namun kuncinya ada di pemerintah pusat. Tidak mungkin daerah bikin kurikulum sendiri. Juplak-juknis kan harus dari pemerintah pusat. Kami harap Mas Menteri membuka ruang bicara seluas-luasnya hari ini," ujarnya.

Berikut surat terbuka yang ditulis oleh Zita:

Surat Terbuka Untuk Mas Menteri Nadiem

"Cara Terbaik Mendidik Anak Adalah Dengan Kasih Sayang"

Yang saya hormati Mas Menteri Nadiem, saya memanggil begitu, karena Mas Menteri yang memintanya. Tentunya, tidak lah sulit bagi saya memenuhi permintaan dari seorang pejabat tinggi di negara yang sangat saya cintai ini. Mas Menteri yang dulu saya kenal sudah berbeda dengan Mas Menteri yang sekarang. Dulunya, CEO-nya tukang ojek, sekarang sudah menjadi CEO-nya guru-guru. Urusanya beda, masalahnya juga beda.

Saya ini seorang Ibu, sekaligus seorang pengajar taman kanak-kanak. Saya habiskan waktu di dalam dan luar rumah lebih banyak bersama anak-anak. Saya sudah tidak lihat lagi ada beda, mana anak saya, mana anak orang lain. Yang jelas, semua anak perlu untuk disayangi. Itu yang mereka inginkan. Itu pula satu-satunya jalan memasuki dunia mereka.

Mencintai anak tentunya tidak dapat mencabutnya dari dunianya. Bermain, belajar, dan mengenali peran dan statusnya. Pendidikan bukan hanya soal mengikuti kurikulum, tambah-kurang, bagi-bagi, juga kali-kali, apalagi critical thinking yang selalu Mas Menteri kampanyekan kemana-mana. Lebih daripada itu, anak-anak harus dicintai di dalam berbagai situasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, Covid-19 membuat kita semua mesti berpikir lebih jauh. Semua media kita untuk menyampaikan afeksi sudah tidak lagi bekerja. Rasa cinta dan sayang tidak lagi dikirimkan lewat cara yang biasa. Kami harap Mas Nadiem menjadi juru selamat untuk seluruh anak Indonesia.

Banyak dari anak-anak sudah tidak lagi fokus dan temperamental dalam situasi ini di dalam rumah. Orang berada, mungkin, tidak lah terlalu sulit memenuhi keinginannya. Namun, orang-orang tua biasa yang harus menunggu BLT dari pemerintah, tentunya tidak akan mampu berpikir soal paket internet anaknya. Ini tentunya parah sekali, berpikir saja sudah tidak mampu. Anak pun pasti ikut merasakan cemas, trauma, dan takut.

Bahaya sekali bila anak-anak merasa tidak dicintai oleh negaranya. Mereka akan tumbuh sebagai generasi yang dapat diisi oleh berbagai paham apa pun. Ketika negara banyak berkampanye soal Pancasila, UUD 1945, dan antiradikalisme, namun sebagian warganya tumbuh tanpa merasakan cinta dan sayang dari negara. Ini ironis.

Saya berharap Mas Nadiem segera bertindak, kurangi beban berat yang harus dipikul oleh anak-anak. Datang lah ke rumah kami, berikan kepastian untuk anak-anak yang kami cintai. Kami ingin mereka kembali tersenyum, hadirkan kembali dunianya, meski tidak lagi seperti dahulu. Istilahnya bisa macam-macam. Mas Menteri dan jajaran tentunya jauh lebih pintar membuat konsep. Maka, kami berharap Mas Menteri juga bisa memberi lebih banyak kasih sayang kepada anak-anak Indonesia.

Siapkan pedoman bagi pendidik hadapi new normal. Berikan bekal yang cukup dan terukur. Bila situasi memungkinkan ke sekolah, kita buka sekolah, namun bila mengharuskan kembali belajar dari rumah, semuanya harus jadi lebih siap.

Sebagai pendidik, kami ingin ada panduan yang jelas untuk belajar jarak jauh, berapa jam harus belajar online, aplikasi yang digunakan apa, sampai berapa besar subsidi Kuota Internet (DiKI). Bahkan, yang tidak punya gadget canggih pun harusnya dapat menikmati haknya. New normal jangan sampai mengakibatkan new problem dan new discrimination.

Kami ingin anak-anak merasa dicintai, tidak iri dengan sebagian kawannya yang berpunya, mampu membeli pelayanan pendidikan terbaik dari pihak swasta, yang lebih besar perhatian dan baik pelayanannya. Namun bagaimana dengan yang tidak mampu?

Besar harapan kami kepada Mas Menteri, semoga sehat selalu dalam bekerja. Anak-anak kami menantikan cinta dari Mas Menteri yang mereka sangat sayangi.

Zita Anjani
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Inisiator Bunda Pintar Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

2 jam lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.


KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

14 jam lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.


Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

2 hari lalu

Siswa Sekolah Dasar Islam Excellent Plus Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengenakan pakaian adat untuk seragam sekolah. Foto: SF Islam Excellent Plus/Istimewa
Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan Permendikbud Ristek soal pakaian adat sebagai seragam sekolah pada waktu tertentu adalah Bukittinggi.


Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

2 hari lalu

Pedagang seragam sekolah menunggu calon pembeli di Pasar Jatinegara, Jakarta, Minggu, 5 Juli 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.


Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

3 hari lalu

Warga membeli seragam sekolah di Pasar Jatinegara, Jakarta, Ahad, 29 Agustus 2021. Permintaan seragam sekolah meningkat menjelang pelaksanaan sekolah tatap muka di Jakarta yang akan dimulai Senin esok, 30 Agustus 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

Seragam sekolah sempat diisukan alami perubahan, begini respons Kemendikbudristek. Begini bunyi Permendikbudristek soal Seragam Sekolah.


Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

7 hari lalu

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kanan) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa (tengah), dan Sekretaris Jenderal Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bachtiar Utomo (kiri) saat acara Kreasi Bangkit di Buperta, Cibubur, Jakarta, Ahad, 20 Agustus 2023. Dalam rangka memperingati Hari Indonesia Menabung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Kwatir Nasional (Kwarnas) menggelar kegiatan KEJAR Prestasi dan Bangun Generasi Kita (KREASI BANGKIT) yang bertemakan Bangun Generasi Indonesia Menabung, Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan untuk Indonesia Maju. ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

Kwarnas masih enggan membahas pengembangan pendidikan Pramuka sebelum permendikbudristek direvisi


Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

13 hari lalu

Pengurus Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka masa bakti 2023-2028 yang dipimpin oleh Budi Waseso dikukuhkan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Jumat, 5 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso mengingatkan pramuka sudah ada sejak zaman kemerdekaan.


Soal Polemik Pramuka, JPPI: Bungkusnya Bisa Berbeda, yang Penting Muatannya Masuk

14 hari lalu

Ilustrasi Pramuka. dok/Dasril Roszandi
Soal Polemik Pramuka, JPPI: Bungkusnya Bisa Berbeda, yang Penting Muatannya Masuk

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) setuju dengan kebijakan terbaru Nadiem soal ekskul Pramuka yang tak wajib.


Pro-Kontra Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib bagi Siswa di Sekolah

14 hari lalu

Ilustrasi Pramuka. dok/Dasril Roszandi
Pro-Kontra Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib bagi Siswa di Sekolah

Mahfud Md mengaku, saat menjabat Menkopolhukam, dia mengusulkan agar posisi Pramuka di sekolah dikuatkan dan dinaikkan anggarannya.


Nadiem Makarim Cabut Pramuka sebagai Ekskul Wajib di Sekolah, Ingatkah Tingkatan dalam Pramuka?

14 hari lalu

Ilustrasi Pramuka. Getty Images
Nadiem Makarim Cabut Pramuka sebagai Ekskul Wajib di Sekolah, Ingatkah Tingkatan dalam Pramuka?

Mendikbudristek Nadiem Makarim putuskan Pramuka tidak lagi sebagai ekskul wajib di sekolah. Berikut jenjang atau tingkatan dalam Pramuka, masih ingat?