TEMPO.CO, Bogor - Calon penumpang kereta rel listrik (KRL) menumpuk di Stasiun Bogor pada Senin pagi, saat ditinjau oleh Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Mulai pukul 05.00 hingga 07.00, penumpang dari Kota Bogor dan sekitarnya yang akan berangkat kerja ke Jakarta menumpuk di Stasiun Bogor namun tertib dalam antrean.
Pantauan ANTARA di Stasiun Bogor, antrean penumpang kereta sangat panjang dan mengular, mulai dari koridor di dalam stasiun hingga ke teras stasiun, bahkan hingga koridor di luar stasiun sampai ke pintu masuk parkir motor di Jalan Mayor Oking.
Namun antrean penumpang KRL yang sangat panjang itu dapat diatur dengan baik oleh petugas dari Stasiun Bogor. Petugas membagi tiga kelompok antrean, yakni di dalam stasiun, di teras stasiun, serta di koridor luar stasiun sampai pintu masuk parkir mobil.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, menuturkan, antrean calon penumpang KRL pada Senin hari ini, sangat padat, tapi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dapat mengaturnya dengan baik, sehingga terlihat tertib.
"Untuk mengurai penumpukan calon penumpang, disediakan 50 unit bus di Stasiun Bogor," kata Bima Arya saat mendampingi Gubernur Anies Baswedan mengunjungi Stasiun Bogor.
Sebanyak 50 unit bus itu, adalah 30 unit bus dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 10 unit bus dari Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT), dan 10 bus dari Pemerintah Kota Bogor.
Menurut Bima, upaya lain untuk mengurai penumpukan penumpang KRL adalah Pemprov DKI Jakarta membuat kebijakan pembagian jam kerja dalam dua sif, yakni pukul 07.30 dan pukul 10.00. "Dengan adanya pengaturan jam kerja seperti ini, maka jam berangkat pegawai menjadi lebih lebih panjang, sehingga dapat mengurangi kepadatan penumpang di stasiun dan di dalam KRL," kata Bima Arya.