TEMPO.CO, Bekasi -Tarif angkutan massal Transjabodetabek Premium yang dioperasikan oleh Perum PPD dari Bekasi naik hingga 50 persen. Kenaikan tarif ini untuk menutupi biaya operasional di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Fatikhun mengatakan, Transjaboderabek Premim pemberangkatan dari Mega Bekasi Hypermal dan Grand Dhika City Bekasi Timur tarifnya naik dari Rp 15 ribu menjadi Rp 23 ribu, sedangkan pembarangkatan dari Grand Dhika Jatiwarna naik dari semula Rp 15 ribu menjadi Rp 25 ribu.
"Beroperasinya sudah sejak 7 Juni lalu, tapi penumpangnya masih sepi," kata Fatikhun pada Senin, 15 Juni 2020.
Hasil pantaunnya hari ini, sebelas pemberangkatan dari Bekasi Timur, jumlah penumpangnya sebanyak 90 orang. Artinya dalam satu bis rata-rata membawa delapan orang. Adapun kapasitas penumpang setelah pembatasan sosial yaitu 20 orang.
"Pemberangkatan dari Bekasi Barat juga sama, rata-rata tidak sampai 10 penumpang," kata dia.
Fatikhun menambahkan, instansinya telah berkirim surat kepada Pemprov DKI Jakarta untuk menambah kapasitas angkutan massal dari Bekasi. Kali ini, pemerintah daerah memintah Gubernur DKI mengoperasikan Transjakarta reguler di semua koridor. "Kalau itu operasi mungkin ramai, karena tarifnya hanya Rp 3.500," kata dia.
Ia mengatakan, permohonan dioperasikannya Transjakarta reguler penberangkatan dari Summarecon Mal Bekasi dan Terminal Bekasi untuk mengantisipasi penumpukan penumpang di Stasiun Bekasi, karena pembatasan penumpang di dalam gerbong KRL.
"Surat sudah kami kirimkan hari ini, dan sudah diterima oleh pihak Transjakarta," kata Fatikhun.
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan meski ada antrean masuk penumpang ke dalam stasiun Bekasi. Karena itu, menurut dia, belum ada bantuan bus gratis dari Pemprov DKI Jakarta seperti di Bogor. "Justru kami berharap, agar Transjakarta bisa dioperasikan," kata dia.