TEMPO.CO, Jakarta - Penyediaan bus gratis diklaim berhasil mengendalikan lonjakan penumpang KRL Jabodetabek pada Senin pagi, 15 Juni 2020.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti menyatakan 1.145 penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek di jam sibuk pagi hari berangkat ke Jakarta menggunakan bus alternatif. Bus gratis ini disediakan untuk mengangkut penumpang KRL yang terlantar atau tak terangkut karena pembatasan penumpang selama PSBB.
"Lonjakan penumpang KRL Jabodetabek pada Senin pagi yang dikhawatirkan terjadi relatif terkendali," kata Polana dalam keterangan tertulisnya, Senin malam.
Menurut dia, hanya 75 dari 82 bus tersedia yang beroperasi. Sebanyak tujuh bus di Stasiun Depok Baru (3 unit), Stasiun Cisauk (2 unit), Stasiun Tangerang (1 unit), dan Stasiun Tanah Tinggi (1 unit) tidak beroperasi lantaran semua penumpang KRL dapat terangkut.
Polana menuturkan penumpang terbanyak berasal dari Stasiun Bogor dengan total 706 orang. Mereka berangkat ke Jakarta menggunakan 30 bus sedang dan 7 bus besar. Kemudian 181 orang dari Stasiun Bojonggede terangkut dengan 10 bus sedang.
Di Stasiun Cilebut tercatat 73 orang menuju Ibu Kota dengan 10 bus sedang dan 17 orang dari Stasiun Depok Baru yang diangkut 7 bus sedang.
Di lintas Bekasi-Jakarta, penumpang terbanyak ada di Stasiun Tambun, yaitu 85 orang. Mereka diberangkatkan ke Stasiun Manggarai dengan 5 bus besar. Selanjutnya, 81 orang dari Stasiun Cikarang menuju Manggarai juga menggunakan 5 bus besar.
"Lintasan Tangerang-Jakarta tidak banyak penumpang yang diangkut, yaitu hanya 2 orang dari Stasiun Batu Ceper," ucap Polana.
Bus gratis yang dikerahkan untuk mengangkut penumpang KRL itu tersedia pada Senin pagi sampai Jumat sore. Bus disediakan guna mengurai kepadatan penumpang di stasiun KRL Jabodetabek, sehingga penerapan jaga jarak alias physical distancing terwujud.