TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Penasihat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Tutum Rahanta, mengatakan minat warga Ibu Kota untuk datang ke mal masih belum terlihat saat dibuka pada masa PSBB transisi.
Senin kemarin, 80 mal di DKI telah dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan new normal untuk mencegah penularan virus corona.
"Kalau dilihat dari pembukaan pusat perbelanjaan kemarin tidak ramai amat. Bahkan, masih jauh dari 50 persen kapasitas yang diberikan," kata Tutum saat dihubungi, Selasa, 16 Juni 2020. "Pengunjung masih bisa dihitung jari."
Baca juga: DPRD: Anak dan Lansia Dilarang Masuk ke Mal saat PSBB Transisi
Menurut dia, butuh waktu satu bulan menanamkan kepercayaan publik untuk datang ke mal atau pusat perbelanjaan. Kunjungan masyarakat diperkirakan bakal mulai meningkat pada pekan kedua pembukaan masa transisi ini.
"Karena sebagian masih khawatir keamanan di mal. Orang yang biasa mengunjungi mal juga masih melihat situasi pandemi," ujarnya.
Tutum menuturkan protokol kesehatan yang diterapkan pengelola pusat perbelanjaan maupun toko-toko di dalamnya telah cukup baik. Potensi penularan virus di mal lebih bisa dihindari ketimbang tempat lain.
Namun, konsumen memang masih perlu diyakinkan terhadap protokol kesehatan yang diterapkan. Apalagi, jika ditemukan kasus Covid-19 di pusat perbelanjaan yang bisa mempengaruhi kunjungan warga.
"Makanya memberi keyakinan prinsip protokol kesehatan penting di awal ini. Tujuannya agar pengunjung tidak ragu datang ke mal."
Tutum mengingatkan pengelola toko untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, pusat perbelanjaan atau mal mempunyai siklus bulanan lonjakan pengunjung pada akhir bulan. "Karena pekerja akhir bulan sudah gajian, jadi dari sekarang harus membangun keyakinan bahwa mereka aman datang ke toko atau mal."