TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani, meminta pembukaan tempat hiburan malam, seperti diskotek dan griya pijat, tidak diutamakan dibandingkan dengan sekolah. "Kalau tempat pijat plus-plus dan karaoke itu buat apa? Menurut saya sekolah yang harus diutamakan," kata Zita di Jakarta, Jumat, 19 Juni 2020.
Pembukaan sekolah di Jakarta rencananya akan dilakukan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi fase II. Sedangkan tempat hiburan malam disebut-sebut bakal dibuka pada fase III. Meski demikian, untuk kepastian pembukaan kedua tempat tersebut belum ditentukan karena Pemprov DKI masih menunggu hasil evaluasi PSBB transisi fase I yang dimulai 5 Juni 2020.
Zita menyatakan pembukaan kembali sekolah sangat diperlukan menjelang masa new normal. Menurut dia, yang paling mendesak untuk dibuka adalah perguruan tinggi. "Kampus-kampus harus sudah buka supaya mahasiswa-mahasiswa kita secepatnya lulus jadi dokter dan jadi perawat dan ilmuwan bikin vaksin," ujarnya.
Zita menuturkan para mahasiswa yang menuntut kuliah praktik akan sangat sulit menyerap pengetahuan jika belajar dari rumah dengan mengandalkan buku atau online. Padahal, kata dia, mahasiswa di jurusan kedokteran dan keperawatan sangat membutuhkan laboratorium atau tempat praktik untuk mengaplikasikan materi yang diajarkan di kampus.
"Mahasiswa kedokteran kita apa kabarnya karena sudah tiga bulan tidak kuliah. Mana bisa belajar kesehatan cuma mikir di internet. Kan harus praktik membelah mayat segala macam," kata politikus Partai Amanat Nasional ini.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan baru akan membuka operasional sekolah ketika kasus Covid-19 dinyatakan aman. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini menyebut saat ini sekolah belum dinyatakan aman dibuka kembali untuk anak-anak.
Sementara terkait tempat hiburan malam, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, menyatakan pemerintah daerah sangat berhati-hati dalam menentukan protokol kesehatan di tempat hiburan malam. "Dalam menentukan protokol kesehatan kami sangat berhati-hati dan jumlah pengunjung kemungkinan juga dibatasi (di setiap tempat hiburan)," kata Cucu.