TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Syarif, meminta pemerintah rutin menggelar rapid test atau uji usab kepada para pengunjung tempat wisata begitu dibuka pada masa transisi new normal. Menurut dia, deteksi dini penyebaran virus corona harus dilakukan untuk mencegah penularan yang semakin merebak.
"Karena dikhawatirkan bisa menimbulkan klaster baru begitu tempat wisata dibuka," kata Syarif saat ditemui di DPRD DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Juni 2020. "Pasar tradisional sudah jadi klaster baru. Saya khawatir tempat wisata sama seperti pasar jika protokolnya lemah."
Syarif meyakini pemerintah bakal langsung melakukan pemeriksaan kepada para pengunjung dan karyawan di tempat wisata setelah tiga sampai empat hari dibuka. Sebab, potensi penularan di tempat wisata juga sangat berisiko meski telah menjalani protokol kesehatan.
Seorang pekerja membersihkan keran air cuci tangan di Museum Bahari, Jakarta, Sabtu, 6 Juni 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan membuka wisata museum pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase pertama di Jakarta pada 6-14 Juni mendatang. ANTARA
Menurut anggota Komisi Pembangunan DPRD DKI itu, pemerintah bakal lebih mudah melakukan tindakan di tempat wisata karena sebagian besar adalah milik pemerintah. "Kalau tempat wisata ditemukan kasus, sepertinya pemerintah akan langsung menutupnya seperti pasar."
Syarif mengimbau agar warga mematuhi protokol kesehatan untuk memutus rantai penularan virus ini. Sebab, menurut dia, pemerintah tidak mungkin lagi kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB seperti di fase awal. "Karena ekonomi Indonesia sudah ambruk."
Goncangan ekonomi yang dahsyat ini, yang membuat pemerintah pusat meminta menerapkan transisi new normal. Meski telah memasuki masa transisi, kata dia, namun pemerintah masih menerapkan pembatasan dengan sejumlah kelonggaran. "Jadi pelonggaran masa transisi ini bakal dipertahankan lama."