TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja mengeluhkan adanya pelarangan penggunaan parkir sepeda di Halte Transjakarta Kalideres, Jakarta Barat.
"Pas sampai parkir sepeda, biasa deh ada bapak-bapak terminal yang bilang itu bukan parkir sepeda. Bentuknya kan juga kurang lazim. Mungkin karena dia tidak tahu," kata Elisa melalui pesan singkatnya, Sabtu, 20 Juni 2020.
Elisa mengatakan setelah orang yang melarang diajak berdiskusi akhirnya dia mengerti bahwa tiang besi berulir seperti gelombang itu merupakan parkir khusus sepeda. "Dia tidak melarang persis, tapi dia tadi cuma ngotot kalau di situ bukan parkir sepeda."
Ia juga sempat mengeluhkan larangan parkir di Terminal Transjakarta Kalideres itu di akun twitternya @elisa_jkt pada pukul 09.02, hari ini.
Elisa menulis, "Akhirnya berhasil jg atasi rintangan ke parkir sepeda di Halte Kalideres @PT_Transjakarta.Tolong dijaga baik Pak Kepala @DishubDKI_JKT. Saya disamperi penunggu terminal Kalideres ngotot bilang ini bkn parkir sepeda.@DKIJakarta @aniesbaswedan."
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar (bertopi) saat melihat parkiran sepeda di Stasiun MRT Cipete Raya, Jakarta Selatan, Sabtu pagi, 12 Oktober 2019. TEMPO/Lani Diana
Menurut Elisa, dirinya dilarang parkir sepeda di halte tersebut karena di belakang Terminal Kalideres terdapat parkir sepeda dan motor milik warga. "Untuk sepeda bayar 3 ribu seharian."
Selain itu, Elisa berharap pemerintah memperbaiki akses pintu masuk antara perkampungan dengan Halte Transjakarta atau Terminal Kalideres. Sebab, pintu kecil tersebut sulit dilalui sepeda karena dipasang tiang di tengahnya.
"Pintu tersebut akses pejalan kaki dari permukiman kampung dan real estat ke halte atau terminal Kalideres," ucapnya.
Selain itu, pemerintah diharapkan memasang tanda berupa logo sepeda di parkir khusus sepeda yang telah disediakan. "Lebih bagus lagi kalau ada atapnya. Jadi kalau hujan tidak dekil."