TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, Syarif, mengatakan sebanyak 80 bidan terkena dampak pandemi Covid-19 di wilayah Jakarta Timur. "Dari 149 bidan, sekarang tinggal 69 orang yang masih bertahan. Sisanya tutup karena dampak Covid-19," kata Syarif saat merayakan Hari Bidan Indonesia di Aula Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu, 24 Juni 2020.
Syarif menuturkan bidan yang saat ini masih bisa bertahan sebagian besar adalah mereka yang praktik di rumah sakit atau klinik. Sedangkan, bidan yang membuka praktik secara mandiri telah kelimpungan mempertahankan usahanya di tengah wabah ini.
"Mereka tidak dapat bertahan karena khawatir juga. Sebagian tidak memiliki infrastruktur seperti APD (alat pelindung diri) untuk bertahan dalam kondisi wabah sekarang ini," ujarnya.
Selain itu, kondisi diperparah karena bidan yang mempunyai usaha sendiri disamaratakan oleh pemerintah dengan yang bekerja di institusi kesehatan pemerintah seperti puskesmas dan rumah sakit. Bidan dengan praktik modal sendiri atau kerap disebut PMD disamakan pemberian klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dengan yang berpraktik di instansi pemerintah.
Padahal, bidan yang mandiri menggunakan modal sendiri dalam mendirikan bangunan, menyediakan alat kesehatan dan lainnya. "Tapi klaim BPJS Kesehatan mereka sama hanya tindakan dan obat saja yang dibayar pemerintah. Padahal fasilitas lainnya mereka modal sendiri tidak dari negara," ujarnya.
Untuk membantu para bidan mandiri tersebut, Syarif sedang berusaha mengaktifkan kembali Jaminan Kesehatan Daerah di DKI. Tujuannya, kata dia, melalui Jamkesda tersebut nantinya pemerintah bisa membantu dana layanan dan kesejahteraan tenaga medis seperti mereka. "Skemanya nanti akan dibicarakan untuk mengaktifkan lagi Jamkesda."