TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pemerintah bakal meningkatkan pengawasan terhadap dua wilayah pada perpanjangan Pembatasan Sosial Berkala Besar alias PSBB transisi.
Dua wilayah yang berpotensi tinggi menjadi penyumbang kasus penularan Corona di Ibu Kota itu adalah pasar tradisional dan kereta rel listrik (KRL).
"Jadi kami akan fokus terhadap dua itu," kata Anies Baswedan saat konferensi pers daring dari Balai Kota DKI, Rabu, 1 Juli 2020. Pemprov DKI telah memulai fase pertama masa transisi sejak 5 Juni lalu dan berakhir pada 2 Juli 2020.
Anies berujar pemerintah telah menutup 19 pasar karena ditemukan kasus penularan Covid-19 selama masa transisi. Pemprov DKI bakal menerjunkan anggota TNI dan Polri untuk membantu mengawasi protokol kesehatan uang diterapkan di pasar.
Jumlah pasar di DKI mencapai lebih dari 300 lokasi. Sebanyak 153 di antaranya dikelola pemerintah melalui Perusahaan Daerah Pasar Jaya. "Sedangkan 150 pasar lainnya berbasis komunitas," ujar Anies Baswedan.
Pemerintah bakal mengawasi ketat jumlah pengunjung di pasar tradisional agar tidak terjadi penularan virus. Pemerintah pun akan mengembalikan jam operasional pasar seperti semua agar pembeli bisa tersebar.
Selain itu, pada perpanjangan masa transisi selama 14 hari ini pemerintah bakal menghapus kebijakan ganjil genap di pasar tradisiobal. "Tapi jumlah pengunjung tidak boleh lebih dari 50 persen dari kapasitas."
Selama masa perpanjangan PSBB Transisi ini pemerintah juga akan berfokus untuk mengurai penumpang di KRL. Pemerintah DKI nantinya bakal bekerja sama dengan PT KCI untuk membenahi alur penumpang kereta selama masa transisi agar tidak terjadi penumpukan.
"Tempat lain relatif terkendali. Perkantoran, pertokoan hingga kendaraan umum seperti MRT relatif terkendali," ujarnya. "Hanya pasar dan KRL yang masih harus menjadi fokus perhatian," ujarnya.