TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI, William Aditya Sarana, meminta agar Pemerintah Provinsi DKI menghentikan kegiatan jalan sehat di 32 titik car free day (CFD) usai kebijakan PSBB transisi diperpanjang. "Iya kami meminta CFD di 32 titik dihentikan," ujar William saat dihubungi, Kamis 2 Juni 2020.
William mengatakan dengan kondisi pandemi saat ini kegiatan seperti CFD di 32 titik di Jakarta riskan menimbulkan klaster baru penularan Covid-19. Pemprov DKI, kata dia, disebut sudah mengakui bahwa ada laporan pelanggaran protokol kesehatan tetapi masih memutuskan untuk dilanjutkan.
William menyatakan untuk saat ini warga harus menahan diri dulu. PSI DKI menilai jika warga masih ingin berolahraga bisa dilaksanakan di rumah masing-masing tanpa harus keluar yang berpotensi menyebabkan kerumunan.
Selain itu, lanjut William, potensi penularan Covid-19 di Jakarta masih tinggi. Hal ini terlihat dari penambahan kasus rata-rata saat Juni akhir, yakni masih mencapai 165 kasus per hari.
Angka reproduksi virus Corona di DKI masih di atas 1. Begitu juga dengan positivity rate DKI yang ada di atas lima persen. Artinya, lanjut dia, masih banyak kasus Covid-19 yang belum terdeteksi dan potensi penularan tetap tinggi.
PSI DKI juga mendorong Pemerintah DKI untuk lebih tegas dalam menerapkan protokol kesehatan. "PSI melihat masih lemahnya pengawasan selama masa transisi PSBB. Protokol paling dasar saja seperti penggunaan masker dan menjaga jarak masih belum diawasi penegakannya," ujar William.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan menyatakan kegiatan CFD di 32 titik tetap dilaksanakan kendati PSBB transisi diperpanjang. Hal tersebut memfasilitasi warga yang ingin berolahraga.
"Kita menyadari masyarakat dalam posisi ingin kegiatan olah raga. Sebagian rumahnya tidak besar, kampungnya tidak ada ruang maka ruang-ruang terbuka itu (CFD) dibutuhkan terutama di hari libur," ujar Anies Baswedan.
TAUFIQ SIDDIQ