TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, meminta pemerintah meningkatkan pengawasan kedisiplinan protokol kesehatan di masa PSBB transisi lanjutan. Sebab kasus Covid-19 di Jakarta masih tinggi.
Menurut politikus Partai Demokrat itu, kedisiplinan warga Ibu Kota menurun setelah pemerintah menerapkan PSBB transisi atau new normal. "Disiplinnya saat di awal PSBB (pembatasan sosial berskala besar) saja. Dibuka ke transisi justru menurun disiplinnya," kata Mujiyono saat dihubungi, Kamis, 2 Juli 2020.
Pada pekan keempat fase PSBB transisi angka penularan Covid-19 mencapai 160 kasus per hari. Mujiyono menuturkan langkah pemerintah telah tepat untuk memperpanjang masa PSBB transisi fase pertama. Ia menyatakan yang perlu dilakukan Pemprov DKI pada perpanjangan PSBB transisi fase pertama ini adalah memperketat pengawasan protokol kesehatan yang mulai lengah.
Pemerintah DKI memulai kebijakan fase pertama PSBB transisi sejak 5 Juni 2020 dan memperpanjang lagi selama 14 hari hingga 16 Juli 2020. "Harus dipertajam lagi hukumannya. Sekarang orang mulai banyak yang berkerumun dan tidak pakai masker. Mereka yang harus diberikan hukuman," ujar Mujiyono.
Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 memang menjadi konsekuensi kebijakan pelonggaran pembatasan sosial sejak 5 Juni lalu. "Justru aneh jika dilonggarkan, tapi angka kasus tidak naik. Berarti ada data bohong kalau dilonggarkan kasus turun," kata dia.
Menurut Mujiyono, peningkatan kasus Covid-19 yang tidak bisa dihindari harus diantisipasi dengan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia menyarankan pemerintah membuat regulasi yang lebih baik agar warga lebih disiplin. "Yang harus diingat adalah wabah ini belum berakhir. Kalau tidak disiplin makin banyak yang tertular," ujarnya.
IMAM HAMDI