TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan sistem ganjil-genap kendaraan bermotor bakal menambah jumlah orang yang naik angkutan umum.
Menurut Syafrin, kapasitas angkutan umum DKI selama PSBB transisi tak bisa menerima limpahan orang yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
"Jika ini yang terjadi maka akan terjadi penumpukan kembali karena di angkutan umum kita saat ini masih menerapkan physical distancing," kata dia dalam rapat pimpinan yang disiarkan Youtube pemerintah DKI.
Rapat berlangsung pada 29 Juni 2020 yang dihadiri gubernur-wakil gubernur Anies Baswedan-Ahmad Riza Patria. Video rapat diunggah ke Youtube pemerintah DKI pada 2 Juli 2020.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta memproyeksikan pengguna angkutan umum akan bertambah menjadi 566.787 orang per jam jika ganjil-genap diterapkan. Sementara itu, kapasitas angkutan umum hanya mampu menampung 139.680 orang per jam.
Meski begitu, jumlah perjalanan kendaraan pada jam sibuk otomatis akan berkurang. Syafrin memperkirakan dari 12 persen tereduksi menjadi 6 persen perjalanan per hari.
Syafrin menyampaikan, penerapan ganjil genap pada kendaraan roda dua dan empat belum diperlukan. Dia tak mau mengambil risiko penyebaran virus corona kembali tinggi karena kepadatan penumpang di angkutan publik.
"Memang untuk saat ini agar kita sambil menjaga terus Jakarta untuk tidak terpapar gelombang kedua Covid-19, kami menyarankan untuk ganjil genap belum mendesak untuk diberlakukan," jelas dia.
Sebelumnya, Anies mengatur soal pemberlakuan ganjil genap saat PSBB transisi. Dasar hukumnya tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif.