TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan Pemerintah DKI tidak khawatir dengan naiknya grafik penularan Covid-19. Hal itu lantaran terus melakukan tes dalam menemukan kasus positif Covid-19 baru.
"Di Jakarta kita tidak takut dengan kurva-kurva, kita lebih takut dengan adanya penyebaran, jika pun kita lihat kurvanya meningkat kita cepat melakukan tracing, dan treatmentnya juga cepat, akhirnya penyembuhannya juga cepat," ujar Riza Patria dalam diskusi virtual Radio Smart FM, Sabtu 4 Juli 2020.
Riza mengakui jika grafik penularan Covid 19 di DKI masih naik, meski beberapa waktu mengalami penurunan. Hal tersebut kata dia karena pemeriksaan tes yang terus dilakukan oleh Pemerintah DKI.
Dalam sepekan terakhir jumlah kasus harian di DKI dinamis, berdasarkan data resmi di laman corona.jakarta.go.id pada Senin 29 Juni tercatat kasus positif Covid-19 baru 95 kasus, namun tiga hari selanjutnya Rabu 1 Juli melonjak dengan 206 kasus baru. Pada Jumat kemarin angka kasus positif baru turun di 147 kasus.
Riza Patria juga mengatakan, pemeriksaan Covid-19 di Jakarta saat ini sudah 245 ribu tes PCR dari 11 juta penduduk, angkat tersebut diatas standar WHO 10 ribu tes per 1 juta penduduk. Selain itu, lanjut dia, active case finding yaitu mencari kasus baru juga terus dilakukan.
Baca Juga:
Hal ini kata Riza, berdampak dengan kurva penularan Covid 19 di Jakarta yang masih mengalami peningkatkan kasus harian. Namun menurut dia, kunci dari menekan wabah Covid 19 dengan memperbanyak melakukan identifikasi kasus sehingga bisa langsung diberikan treatment, sehingga angka kesembuhan di DKI perlahan naik dan sebaliknya angka kematian menurun.
Riza menilai dengan kondisi virus Covid 19 yang saat ini masih ada maka pontensi penularan tersebut masih ada, sehingga jika pun kurva penularannya menurun belum berarti virusnya sudah hilang."Jadi jangan sangka kalau kurvanya menurun terus wabahnya tidak ada, salah itu, justru yang dilakukan memperbanyak tes," ujarnya.
Riza mengatakan meski saat ini Pemerintah DKI telah melonggarkan PSSB di fase transisi, namun pengawasan dan pengamanan ditingkatkan, termasuk jumlah aparat yang bertugas di lapangan.
"Di PSBB transisi ini karena ada pelonggaran justru ada peningkatan pengawasan, aparat kami tambah sarana fasilitas kami tambah, Karena memang virusnya masih ada," ujarnya.
Di sisi lain menurut Riza, sejuah ini edukasi dan kesadaran masyarakat sudah baik hal ini terlihat dengan masih banyaknya warga yang tetap memilih di rumah. Selain itu kata dia, jumlah pengunjung di tempat rekreasi atau pusat pembelanjaan masih rendah, dari 50 persen kapasitas yang dibolehkan jumlah pengunjung saat ini hanya berkesar 20-30 persen.