TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani memprotes wacana menerapkan belajar jarak jauh secara permanen. Menurut dia, masih banyak persoalan teknologi yang belum terselesaikan, khususnya di daerah tertinggal.
"Dengan keadaan seperti ini harusnya Mas Menteri (Nadiem Makarim) paham kondisi, mustahil PJJ (pembelajaran jarak jauh) dipermanenkan. Masih banyak PR yang harus diselesaikan terlebih dulu," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 4 Juli 2020.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini membagi wacana PJJ ke dalam empat metode pembelajaran, yaitu Online Guided Distance Learning, Support Guided Home Learning, Support Guided Community Learning, dan New Normal School. Zita menuturkan metode belajar jarak jauh harus memperhatikan inovasi kurikulum, bahan pembelajaran, serta fasilitas dan guru pengajar.
Ia mencontohkan metode Online Guided Distance Learning setidaknya harus ada akses gadget, internet, inovasi kurikulum, dan yang terpenting pengawasan orang tua agar anak tidak salah menggunakan gadget yang ada. "Untuk yang tidak punya gadget dan internet, gunakan metode lain," tutur Zita.
Pemerintah, lanjut dia, juga harus realistis melihat kondisi di lapangan. Misalnya saja belajar dari rumah selama pandemi Covid-19 tiga bulan belakangan ini yang masih banyak evaluasi.
Anak sekolah, dia menilai, tak lagi fokus belajar di rumah. Ia menilai anak menjadi emosional lantaran tak bisa bermain dan belajar bersama teman sebaya di sekolah.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut pembelajaran jarak jauh akan menjadi permanen. Cara ini akan memanfaatkan teknologi dalam aktivitas belajar-mengajar.
LANI DIANA