TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta menggerebek Diskotek Top One di Jalan Daan Mogot 1, Jakarta Barat yang beroperasi pada masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi.
Kepala Seksi Hiburan dan Rekreasi Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Iffan mengatakan tim-nya sudah mengintai operasional diskotek itu selama dua pekan.
"Namun pertama kali sekitar seminggu lalu kami belum mendapatkan hasil karena memang agak susah karena akses masuknya hanya untuk member," kata dia saat dihubungi, Jumat malam, 3 Juli 2020.
Dua kali Iffan dan timnya gagal membuktikan bahwa Diskotek Top One dibuka untuk pengunjung. Upaya ketiga pun dilakukan pada Jumat dinihari, 3 Juli. Sekitar pukul 01.00 WIB, tim sudah berada di lokasi.
Menurut dia, banyak motor yang terparkir di sekitar diskotek. Sementara mobil terparkir dengan berjarak cukup jauh. Iffan menyebut, pihaknya hakul yakin diskotek memang beroperasi meski belum berhasil masuk ke dalam.
Sebab, Iffan bertemu dengan seorang pengemudi ojek online yang hendak mengantar makanan untuk tamu di diskotek itu. Sayangnya, pemesan tak kunjung keluar mengambil orderannya. Iffan menduga petugas keamanan sudah mengetahui keberadaan Iffan dan tim melalui kamera pengintai alias CCTV.
"Makanya pengunjungnya tidak berani mengambil karena dilarang sama security-nya," ucap dia.
Pengemudi Ojol itu kemudian menunggu di depan pintu masuk diskotek sekitar 1,5 jam dari pukul 01.30 WIB. "Sampai jam 03.00 WIB akhirnya pergi karena ternyata konsumennya tidak berani turun," tuturnya.
Iffan juga harus menunggu sampai pagi hari untuk bisa mengakses diskotek. Pukul 08.30 WIB, dia memutuskan berkoordinasi dengan camat lurah, kepolisian sektor, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat agar bisa masuk.
Barulah pukul 11.10 WIB sekitar 130 orang yang terdiri dari penanggung jawab, karyawan, dan pengunjung diskotek menyerahkan diri. Mereka turun dari ruangan di lantai 8.
"Kami tau bahwa masalah pencarian nafkah dan semuanya kan ingin kerja kembali, cuma kalau pelanggaran seperti ini kami takut, karena semalam saja sampai 100 orang, banyak sekali berarti. Itu keprihatinan kami," jelas dia.