TEMPO.CO, Jakarta - Para penumpang kereta rel listrik atau KRL harus antre lama untuk bisa masuk ke Stasiun dan naik ke kereta selama masa pembatasan sosial berskala besar. Seiring kegiatan ekonomi yang telah dibuka, antrean makin panjang di stasiun akhir kereta api seperti Bogor atau Depok.
Beberapa penumpang menempuh cara curang untuk bisa mendapat tempat duduk di KRL. Caranya adalah dengan naik dari arah stasiun sebelum stasiun akhir dan kemudian tak keluar kereta.
Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menyebut masih ada penumpang sengaja naik kereta yang berlawanan arah dengan rute tujuannya. Penumpang itu tetap berada di dalam kereta yang sama agar bisa langsung mengikuti keberangkatan berikutnya.
"Di Stasiun Bogor saja, setidaknya ada 500 pengguna yang naik kereta berlawan arah demi menghindari antrean penyekatan pengguna," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 6 Juli 2020.
Penumpang seperti itu, Anne menyebut, justru tidak menghormati sesama pengguna kereta. Dia mengatakan, penumpang harus turun dari kereta dulu lalu mengantre dari titik paling belakang untuk perjalanan selanjutnya.
"Perilaku seperti ini selain tidak menghormati sesama pengguna KRL yang telah tertib ikut antrean juga menghambat kelancaran antrean di stasiun," ujar dia.
Padahal, dia melanjutkan, pihaknya telah menginformasikan kondisi antrean terbaru di sejumlah stasiun melalui aplikasi KRL Access dan akun Twitter @commuterline. Cara yang berjalan sejak 29 Juni itu bertujuan mengajak calon penumpang untuk menyesuaikan waktu keberangkatannya.
"Namun hingga hari ini masih terdapat pengguna yang tidak menghormati pengguna lain yang telah antre sejak awal," ucapnya.