TEMPO.CO, Tangerang Selatan- Pandemi Covid-19 mulai meluas, Palang Merah Indonesia atau PMI kota Tangerang Selatan sempat kekurangan stok darah pada Maret dan April 2020. Kekurangan persediaan darah itu disebabkan karena masyarakat khawatir mendonorkan darah karena takut tertular dari kegiatan donor darah.
Penyebab lainnya, “Pada saat itu ada Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB," kata Kepala Unit Donor Darah PMI kota Tangerang Selatan Suhara Manulang saat dihubungi, Rabu 8 Juli 2020.
PMI mengantisipasinya dengan menulis surat ke rumah sakit, jika membutuhkan darah lebih baik ada darah pengganti dari keluarga pasien.
Pada April, pemasukan darah sebanyak 1.479 kantong dan pengeluaran 1.281. Sedangkan Mei 2020 pemasukan darah sebanyak 1.136 dan pengeluaran 1.520 kantong darah. Juni 2020, pemasukan darah 1.717 pengeluaran 1.705 kantong darah.
Menurut Suhara, permintaan darah dari rumah sakit juga berkurang karena kemungkinan pasien atau masyarakat menahan diri ke rumah sakit.
Seiring berjalannya waktu, kata Suhara, dengan adanya pelonggaran PSBB, saat ini ketersediaan darah di PMI Kota Tangsel mulai meningkat karena meningkatnya jumlah pendonor.
"Kami punya jadwal rutin untuk beberapa komunitas, atau pendonor aktif yang datang ke PMI, saat pandemi keduanya berkurang.” Tapi karena ada imbauan supaya ada pendonor darah pengganti akhirnya ada sedikit upaya setiap keluarga menyediakan darah yang dibutuhkan.
Beberapa komunitas, TNI, Polri, beberapa organisasi masyarakat, gereja dan masjid, itu pun tetap mengadakan donor darah secara rutin.