TEMPO.CO, Jakarta - Petugas penjaga tahanan yang bertugas saat predator anak asal Prancis, Francois Abello, melakukan aksi bunuh diri di ruangan selnya pada Kamis malam, 9 Juli 2020 telah diperiksa.
"Kami melakukan pemeriksaan terhadap petugas jaga. Kemudian melakukan rekonstruksi di TKP untuk mengetahui jalannya peristiwa tersebut," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 13 Juli 2020.
Dari hasil olah tempat terjadinya perkara itu, terungkap bahwa Fran melakukan gantung diri menggunakan seutas kabel yang melintang di atas ruangan selnya. Posisi kabel itu, kata Yusri, berada di lokasi yang sulit dijangkau oleh para tahanan.
"Kabel posisinya cukup tinggi, orang biasa enggak mungkin bisa ambil (kabelnya), tapi karena dia tinggi, dia bisa ambil," ujar Yusri.
Fran kemudian mengikat kabel itu ke dinding sel dan melilitkannya ke bagian leher. Kemudian dengan memanfaatkan berat tubuhnya, Fran memiringkan badannya hingga lehernya tercekik.
Saat ditemukan oleh petugas, Fran masih hidup namun kondisinya kritis. Polisi kemudian membawa Warga Negara Prancis itu ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mendapat pertolongan.
Setelah dirawat selama 3 hari, kondisi Fran tak kunjung membaik. Dari hasil ronsen, dokter menemukan retakan pada tulang bagian belakang yang mengakibatkan sumsum tulang Fran menghambat saraf pernapasan dan membuat suplai oksigen ke otak berkurang.
Sebelumnya, polisi menangkap Fran karena aksinya melakukan pencabulan terhadap 305 anak perempuan di bawah umur. Saat melakukan aksi bejatnya, Fran selalu memvideokannya.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana menerangkan korban yang menjadi sasaran cabul Fran adalah anak-anak jalanan dengan rentang usia 10 - 17 tahun. Ia mengiming-imingi mereka dengan tawaran menjadi model terkenal.