TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengakui ada peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya. Kasus baru cenderung muncul dari klaster keluarga. "Ada hampir 46 keluarga, ada yang kena istrinya, anaknya," kata Rahmat Effendi, Senin, 13 Juli 2020.
Hasil pelacakan, kata dia, virus dibawa oleh anggota keluarga yang beraktivitas di luar Kota Bekasi, misalnya dari Jakarta maupun dari wilayah lain. "Ada klaster dari kelompok-kelompok yang melaksanakan kegiatan ibadah," kata Rahmat Effendi.
Karena itu, ia mengakui jika tranmisi virus corona di wilayahnya masih berjalan terus. Apalagi, sekarang aktivitas telah dilonggarkan demi menyelamatkan perekonomian. Aktivitas tersebut sekarang dalam tahap adaptasi tatanan kehidupan baru. "Kecuali dikarantina, wilayah terbatas di RW," kata dia.
Adapun lokasi kasus, kata dia, cenderung berada di perbatasan wilayah seperti Depok, Kabupaten Bekasi dan DKI Jakarta atau wilayah yang kasusnya sedang naik lagi. "Sebarannya di Bekasi ada di sebelas kelurahan, ada empat orang dalam satu keluarga," kata Rahmat Effendi.
Dilansir dari situs corona.bekasikota.go.id, jumlah kasus aktif sekarang sebanyak 25. Jika diakumulasikan dari kasus pertama, maka jumlah penduduk Kota Bekasi yang terinfeksi Covid-19 telah mencapai 471 orang dengan angka kematian 36 orang.
Rahmat menambahkan, meski ada kenaikan kasus tapi angka kematian cenderung tidak ada sejak 26 Mei lalu. Adapun tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Bekasi mencapai 100 persen. "Kalau kita masih khawatir, ya ini enggak jalan semua, makanya adaptasi itu trus ditata, terus bertahap," kata dia.
Sejak kunjungan Presiden Joko Widodo pada 26 Mei lalu, sejumlah kegiatan perekonomian mulai dibuka secara bertahap. Sekarang pusat perbelanjaan mulai buka normal dengan menerapkan protokol kesehatan, terakhir adalah diizinkannya ojek online membawa penumpang.