TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang yang menerima penggadaian KJP, Tanti Andriani, mengaku memberikan pinjaman uang dengan jaminan Kartu Jakarta Pintar atas dasar rasa iba.
Tanti mengatakan pada masa pandemi Covid-19, banyak orang tua murid yang kesulitan hingga nekad meminjam uang untuk membeli beragam kebutuhan.
"Saya orangnya suka iba, saya tadinya juga berawal dari orang susah, jadi kalau ada yang minta bantu ya adalah rasa iba," kata Tanti yang ditemui di tokonya di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Rabu 15 Juli 2020.
Tanti mengatakan, jaminan KJP tersebut atas kesepakatan dengan para orang tua. Bahkan ada juga orang tua yang hendak menggadaikan ponsel hingga STNK motor kepadanya.
Dia beranggapan, menggunakan ponsel dan STNK motor sebagai jaminan justru akan semakin menyusahkan orang tua murid yang meminjam uang. "Jadi saya lebih ke unsur kasihan ya, apalagi sekarang kalau enggak ada jaminan kan susah juga kita minjamin soalnya enggak tahu mereka tinggal di mana," kata dia.
Hingga saat ini, Tanti mengatakan masih banyak orang tua murid datang kepadanya untuk meminjam uang atau meminta keringanan membeli seragam sekolah.
Pinjaman dengan jaminan KJP itu justru membuat Tanti menjadi korban pemerasan. Tanti mengatakan pada 4 Mei 2020 dia dituduh sebagai rentenir yang membuat orang-orang menggadaikan KJP anaknya.
"Kalau saya rentenir, mending saya jual duit di jalan-jalan, demi Allah saya bukan rentenir," kata Tanti.
Tanti mengatakan pada 4 Mei 2020, setelah didatangi orang yang mengaku polisi, dia dibawa berkeliling menggunakan mobil dan diancam akan dibawa ke Polda Metro Jaya.
Selama di dalam mobil, Tanti dimintai uang Rp50 juta yang disebut sebagai jaminan agar tak dipenjara. Tanti akhirnya menyerahkan uang Rp6 juta kepada pelaku setelah terjadi kesepakatan.
Sepuluh hari kemudian, pemilik toko alat keperluan sekolah penerima penggadaian KJP itu melaporkan kasus pemerasan yang dialaminya ke Polsek Kalideres Jakarta Barat. "Malam itu istri saya dibawa, kata pelaku dibawa ke Polda, saya cari ke Polda, Polres sampai Polsek tapi enggak ada. Ternyata emang dia enggak dibawa ke Polda, tapi muter-muter di Grogol, orang dia penipu," ujar suami Tanti, Usman.