TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Data dan Informasi Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta, Alina Balqis, mengatakan data warga yang melaporkan kematian menurun pada awal pandemi virus corona. Penurunan data kematian mulai terjadi pada Maret hingga Mei 2020.
"Data yang meninggal menurun pada masa pandemi karena banyak yang tidak melaporkan ke Disdukcapil," kata Alina saat ditemui di kantornya, Selasa, 21 Juli 2020.
Rata-rata angka kematian setiap bulan di DKI mencapai 4 ribu kasus. Namun, pada periode Maret-Mei 2020 lalu, data angka kematian hanya berkisar 2-3 ribu per bulan.
Menurut dia, angka kematian berkurang selama pandemi karena pemerintah melonggarkan kebijakan pelaporan. Warga yang ingin memakamkan jenazah bisa langsung memproses pemakaman ke Dinas Pemakaman.
"Sebelum kebijakan PSBB, surat dari Disdukcapil menjadi syarat utama pemakaman. Tapi saat pandemi ada kelonggaran kebijakan tanpa perlu surat dari kami."
Alina menuturkan pemerintah tidak mau mempersulit warga dalam proses pemakaman. Namun, pemerintah juga tetap memerlukan laporan kematian sebagai data kajian. Semestinya, warga harus melaporkan kematian setelah proses pemakaman selesai.
"Sebab, data orang yang meninggal harus segera dihapus. Data ini akan menyangkut berbagai kebijakan pemerintah nantinya hingga masalah pemilu," ujarnya.
Disdukcapil akan terus mengejar data warga yang belum melaporkan kematian. Saat ini, Disdukcapil berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota serta Dinas Kesehatan untuk melacak data kematian yang belum terlaporkan.
Apalagi, pemerintah memperkirakan angka kematian berpotensi meningkat selama pandemi virus corona. "Perkiraan kami angka kematian meningkat. Tapi memang sebagian warga belum lapor."
Selain itu, Disdukcapil akan menurunkan tim hingga ke kelurahan untuk mendata kembali angka kematian yang belum dilaporkan. Sebab, sebagian masyarakat takut melaporkan kematian pada masa pandemi karena khawatir prasangka di masyarakat terhadap Covid-19.
"Mungkin ada masyarakat yang takut dikira meninggal karena Covid-19," ujarnya. "Sejak bulan Juni laporan data kematian sudah naik lagi. Itu data dari kematian sebelumnya yang baru dilaporkan bulan kemarin. Jumlahnya mencapai 8 ribu."