TEMPO.CO, Jakarta - Update data Covid-19 di DKI Jakarta hari ini terdapat penambahan 382 kasus positif baru.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri mengatakan dengan penambahan kasus baru itu, total kasus positif Covid-19 di Ibu Kota hingga hari ini mencapai 17.535 kasus. Dari angka itu, 11.187 orang di antaranya dinyatakan telah sembuh dan 766 orang meninggal.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, 1.205 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 4.377 orang melakukan isolasi mandiri (termasuk data Wisma Atlet),” kata Dwi dalam keterangan tertulis di situs ppid.jakarta.go.id, Rabu, 22 Juli 2020.
Dwi menjelaskan, ada 877 orang suspek Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebanyak 1.379 suspek lain dirawat di rumah sakit rujukan. Terdapat pula 7.159 orang yang terdata memiliki kontak erat dari kasus positif yang kini tengah mengisolasi diri secara mandiri.
Menurut Dwi, terdapat 280.292 orang yang telah menjalani tes cepat di DKI Jakarta dengan persentase reaktif Covid-19 sebesar 3,5 persen. Rinciannya, 9.794 orang dinyatakan reaktif COVID-19 dan 270.498 orang dinyatakan non-reaktif.
“Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi mandiri di rumah,” ujar Dwi.
Dinas Kesehatan sebelumnya mencatat penambahan rekor kasus harian di wilayah Jakarta pada 21 Juli 2020, yaitu 441 kasus baru. Pada perpanjangan PSBB transisi fase 1 ini DKI Jakarta beberapa kali mencatat rekor penambahan kasus positif baru harian. Yaitu 344 kasus pada 8 Juli, kemudian 359 kasus pada 11 Juli dan 404 kasus pada 12 Juli lalu. Hal itu kemudian berdampak kepada angka positif rate Covid-19 melonjak menjadi 10,5 persen.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat jangan hanya melihat angka penambahan kasus Covid-19 saja saat terjadi penambahan kasus tertinggi, namun juga harus melihat positivity rate atau angka penularannya. "Saya menganjurkan jangan hanya melihat angkanya, tapi lihat angka positivity rate-nya berapa persentasenya," ujar Anies Baswedan.