TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Selatan mengumpulkan denda Rp 13,5 juta dari Operasi Kepatuhan Penegakan Peraturan Pemakaian Masker atau Ok Prend di 11 titik kecamatan, Jakarta Selatan.
Kepala Satpol PP Kota Jakarta Selatan Ujang Hermawan, mengatakan denda tersebut dikumpulkan pada hari kedua OK Prend.
"Ok Prend dimulai dari 21 Juli 2020, di hari kedua Rabu (22/7) hasil razia kita rekap terdapat 330 pelanggaran," kata Ujang seperti dikutip Antara, Jumat, 24 Juli 2020.
Dari 330 pelanggaran tersebut, lanjut Ujang, sebanyak 59 orang pelanggar memilih membayar sanksi denda, sedangkan 271 orang menjalankan sanksi sosial.
Untuk data razia Kamis, 23 Juli 2020 masih dalam rekapan Satpol PP. Sementara itu, pelanggaran yang dominan dilakukan dan diberikan sanksi adalah tidak memakai masker.
"Intinya yang tidak menerapkan 3M yang kita kenai sanksi, yang tidak pakai masker, kumpul-kumpul tidak jaga jarak (physical distancing), itu yang kami sasar," ujarnya.
Ok Prend merupakan operasi kepatuhan daerah dalam mendisiplinkan penggunaan masker yang diinstruksikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta sejak Selasa (21/7) secara serentak di seluruh wilayah kota dan kabupaten.
Menurut Ujang, operasi ini semata-mata untuk mendorong masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan melaksanakan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak fisik.
Hal ini dilakukan karena angka kasus di Provinsi DKI Jakarta terus berfluaktif, hingga kemarin tercatat penambahan kasus sekitar 400-an positif.
"Jadi bukan denda yang kami kejar, tapi bagaimana mendisiplinkan masyarakat," katanya.
Ujang menambahkan, seluruh denda yang dikumpulkan disetorkan ke kas daerah sebagai penerimaan daerah bukan pajak atau non retribusi.
Satpol PP Jakarta Selatan rutin melaksanakan Ok Prend setiap harinya sampai status masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi perpanjangan tahap II dicabut.
Ok Prend dilaksanakan di 10 kecamatan di wilayah Jakarta Selatan, Satpol PP mengerahkan 300 personel dari tiap-tiap kecamatan.
"Razia ini kami lakukan pagi, siang dan malam. Ini merupakan jam-jam rawan masyarakat abai protokol kesehatan," kata Ujang.
Ujang mengingatkan agar masyarakat tidak mengabaikan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19, supaya angka kasus dapat ditekan.