TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta Andri Yansyah menyampaikan, banyak faktor yang menyebabkan karyawan perkantoran tertular virus Corona. Menurut dia, rata-rata karyawan di Jakarta yang positif Covid-19 tertular dari luar kantor.
"Bisa di rumah, bisa pada saat dia melakukan tugas ke luar kota, bisa pada saat dia melakukan perjalanan dari kantor ke rumah, atau sebaliknya. Itu bisa terjadi," kata dia saat dihubungi, Rabu, 29 Juli 2020.
Karena itu, dia berujar, belum tentu terbentuknya klaster parkantoran akibat karyawan saling menularkan virus di area perkantoran. Andri mencontohkan pekerja media di Okezone yang terinfeksi corona sepulangnya dari Bandung.
Andri memaparkan karyawan ini tak masuk kantor sejak 17 Juli 2020. Dia berangkat ke Bandung pada 18-19 Juli. Satu hari setelahnya, dia berobat ke Rumah Sakit Pluit, Jakarta Utara karena demam.
Dia lantas melakukan tes cepat alias rapid test dengan hasil reaktif. Untuk itu, dia harus menjalani tes swab. Hasil tes swab pada 24 Juli menunjukkan, dirinya terkonfirmasi positif corona.
Pemprov DKI kemudian menutup lantai 12 Gedung MNC Tower, Jakarta Pusat pada 24-26 Juli. Sementara pegawai itu harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.
"Itu tidak terjadi di kantor dan yang bersangkutan belum sempat masuk kantor," ujar Andri. "Jadi banyak faktor yang menyebabkan kenapa bisa terpapar."
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 440 orang dari klaster perkantoran Ibu Kota positif Covid-19 per 26 Juli 2020. Mereka berasal dari 68 kantor yang terdiri dari 18 kementerian (132 orang), 34 kantor pemerintahan (165 orang), dan 16 perusahaan (143 orang).
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 di Ibu Kota terus bertambah setiap harinya. Rata-rata meningkat 200-300 orang per hari. Bahkan, beberapa kali tambahan kasus harian menembus 400-600 orang.